Ilustrasi perahu susur sungai di Singapura (foto:klook) |
BERITABANJARMASIN.COM - Perubahan desain kelotok (perahu motor) wisata susur sungai Kota Banjarmasin memasuki babak baru. Setelah diusulkan Dishub Banjarmasin agar dibuat tak beratap untuk keamanan penumpang, Disbudpar memilih jalan tengah. Seperti apa sih?
Dari 80 kelotok yang akan di make over, rata-rata pemilik kelotok masih menginginkan kelotok mereka masih mempunyai atap. Selain dianggap sebagai ciri khas kelotok Banjarmasin, juga ditambah minimnya biaya. Sehingga diambil konsep: separo beratap, separonya lagi terbuka.
Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Disbudpar kota Banjarmasin, Khuzaimi menjelaskan, perubahan desain kelotok akan dilakukan bertahap dan tak serentak. Disbudpar pun, ujarnya, mengupayakan agar kelotok bisa lebih aman. "Kami tetap mempertahankan ciri khas kelotok Banjar," tuturnya kepada jurnalis BeritaBanjarmasin.com, Selasa (28/5/2019).
80 kelotok yang terdaftar di Disbudpar Banjarmasin, jelasnya, berasal dari tiga dermaga yakni Dermaga Patung Bekantan, Menara Pandang dan Dermaga Depot Soto Bang Amat di Banua Anyar. "Bentuknya tetap ada atap, tetapi hanya sebagian dari panjang kelotok, sedangkan bagian belakangnya dibuat tidak beratap dan disediakan tempat duduk terbuka," beber Khuzaimi.
Sebagai informasi, sebelumnya antara Dishub Banjarmasin dan pemilik kelotok sempat terjadi polemik. Dishub menyarankan kelotok wisata susur sungai dibuat tak beratap permanen dan disediakan tempat duduk terbuka. Agar penumpang tidak duduk di atas atap kelotok yang dinilai membahayakan. Apalagi, sudah ada contoh perahu susur sungai yang aman dan nyaman seperti di negara Singapura. (arum/sip)
Posting Komentar