BERITABANJARMASIN.COM, KOTABARU – Bencana tanah longsor yang terjadi di Pulau Matasiri hampir tiga pekan yang lalu rupanya menyayat hati Ruslan, salah seorang warga.
“Kami merasa sangat terpukul karena sebelum-sebelumnya tidak pernah terjadi bencana seperti ini. Rumah kami hancur, kini kami hidup di posko,” ujar lelaki 38 tahun itu haru.
Ruslan dan warga Pulau Matasiri lainnya memang tak menyangka jika hujan deras yang hingga berjam-jam mengguyur itu berujung nestapa. Dua warga menjadi korban dan 12 rumah rusak akibat timbunan tanah dari atas gunung.
Menyikapi musibah tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kalsel dan Relawan Komunitas Ekspedisi Nusantara Jaya Universitas Lambung Mangkurat (ENJ – ULM) mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk warga Pulau Matasiri pada Kamis (9/5) lalu. Untuk mencapai Pulau Matasiri memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Perjalanan darat dari Kota Banjarmasin ke Kabupaten Kotabaru ditempuh sejauh 250 km. Dari Kotabaru, dilakukan perjalanan laut selama sekitar 14 jam.
“Kami sempat bermalam dulu di Kotabaru karena harus menunggu pemberangkatan Kapal Perintis. Alhamdulillah tim yang berangkat tidak mengalami kendala apapun,” ujar Roni Wahdi, perwakilan MRI Kalsel.
Bantuan kemanusiaan berupa bahan pangan, air bersih dan terpal itu diserahkan kepada 500 warga terdampak di Dusun 1 Babalembang Desa Teluk Sungai (Matasirih) RT 05 Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru. “Ada sebanyak 500 jiwa yang sampai saat ini masih mengungsi,” imbuh Roni.
Kedatangan tim relawan itu rupanya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi warga. “Alhamdulillah dengan adanya bantuan ini bisa mengurangi sedikit beban kami, dan kami berterima kasih karena dengan kedatangan adik-adik ini kami merasa sangat dipedulikan,” tutur Herman, salah satu korban dari tragedi longsor. Berulang kali ucapan terima kasih keluar dari mulut lelaki 35 tahun itu.
Kebahagiaan Ramadan telah menyapa Pulau Matasiri, sebuah pulau terluar dari Provinsi Kalimantan Selatan. Ratusan warga yang mengandalkan profesi nelayan telah menetap di sana selama bertahun-tahun. ACT Kalsel berikhtiar akan menghadirkan kebahagiaan lebaran juga nanti. Hal ini disampaikan Plt Kacab ACT Kalsel Zainal Arifin.
“Amanah kepedulian untuk korban longsor di Pulau Matasiri insya Allah akan kami sampaikan menjelang lebaran nanti dengan mengirimkan kembali bantuan kemanusiaan ke sana. Sekarang kami masih membuka keran kebaikan bagi para dermawan yang ingin bergabung dalam program kami tersebut,” pungkas Zainal. (ACT Kalsel – Retno Sulisetiyani)
“Kami merasa sangat terpukul karena sebelum-sebelumnya tidak pernah terjadi bencana seperti ini. Rumah kami hancur, kini kami hidup di posko,” ujar lelaki 38 tahun itu haru.
Ruslan dan warga Pulau Matasiri lainnya memang tak menyangka jika hujan deras yang hingga berjam-jam mengguyur itu berujung nestapa. Dua warga menjadi korban dan 12 rumah rusak akibat timbunan tanah dari atas gunung.
Menyikapi musibah tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kalsel dan Relawan Komunitas Ekspedisi Nusantara Jaya Universitas Lambung Mangkurat (ENJ – ULM) mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk warga Pulau Matasiri pada Kamis (9/5) lalu. Untuk mencapai Pulau Matasiri memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Perjalanan darat dari Kota Banjarmasin ke Kabupaten Kotabaru ditempuh sejauh 250 km. Dari Kotabaru, dilakukan perjalanan laut selama sekitar 14 jam.
“Kami sempat bermalam dulu di Kotabaru karena harus menunggu pemberangkatan Kapal Perintis. Alhamdulillah tim yang berangkat tidak mengalami kendala apapun,” ujar Roni Wahdi, perwakilan MRI Kalsel.
Bantuan kemanusiaan berupa bahan pangan, air bersih dan terpal itu diserahkan kepada 500 warga terdampak di Dusun 1 Babalembang Desa Teluk Sungai (Matasirih) RT 05 Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru. “Ada sebanyak 500 jiwa yang sampai saat ini masih mengungsi,” imbuh Roni.
Kedatangan tim relawan itu rupanya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi warga. “Alhamdulillah dengan adanya bantuan ini bisa mengurangi sedikit beban kami, dan kami berterima kasih karena dengan kedatangan adik-adik ini kami merasa sangat dipedulikan,” tutur Herman, salah satu korban dari tragedi longsor. Berulang kali ucapan terima kasih keluar dari mulut lelaki 35 tahun itu.
Kebahagiaan Ramadan telah menyapa Pulau Matasiri, sebuah pulau terluar dari Provinsi Kalimantan Selatan. Ratusan warga yang mengandalkan profesi nelayan telah menetap di sana selama bertahun-tahun. ACT Kalsel berikhtiar akan menghadirkan kebahagiaan lebaran juga nanti. Hal ini disampaikan Plt Kacab ACT Kalsel Zainal Arifin.
“Amanah kepedulian untuk korban longsor di Pulau Matasiri insya Allah akan kami sampaikan menjelang lebaran nanti dengan mengirimkan kembali bantuan kemanusiaan ke sana. Sekarang kami masih membuka keran kebaikan bagi para dermawan yang ingin bergabung dalam program kami tersebut,” pungkas Zainal. (ACT Kalsel – Retno Sulisetiyani)
Posting Komentar