BERITABANJARMASIN.COM - Aliansi Mahasiswa Muslim Banua Kalsel yang terdiri dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) Banjarmasin melakukan aksi di perempatan Jalan Sutoyo S, Jumat (31/5/2019).
Mereka menyampaikan protes mengenai penyelenggaraan pemilu dan pasca pemilu. Kepada BeritaBanjarmasin.com, Solihin selaku koordinator lapangan menuturkan aksi dilakukan sebagai bentuk kekecewaan berdasarkan catatan yang ada pada bangsa ini. "Kami menganggap hari ini hukum seakan tajam ke bawah namun begitu tumpul ke atas atau hanya tajam kepada pengkritik pemerintah," bebernya.
Disampaikannya ini merupakan salah satu bentuk duka dan solidaritas mahasiswa banua pasca pesta demokrasi pemilu serentak 2019. Apalagi ada yang meninggal dunia hingga 550 orang.
Selain itu kericuhan yang terjadi pada aksi 21-22 Mei 2019 di Jakarta yang mengakibatkan berjatuhan korban jiwa baik yang meninggal maupun luka-luka. "Kami berharap pada aksi yang kami gelar ini, tidak akan terulang hal serupa di daerah-daerah di Indonesia dalam melakukan aksi, terlebih di Kalimantan Selatan atau Banjarmasin," tandasnya.
Masa aksi dihadiri kurang lebih 30 orang. Selain itu kebebasan berpendapat, pers, juga menjadi sorotan pada saat aksi tersebut. (maya/sip)
Mereka menyampaikan protes mengenai penyelenggaraan pemilu dan pasca pemilu. Kepada BeritaBanjarmasin.com, Solihin selaku koordinator lapangan menuturkan aksi dilakukan sebagai bentuk kekecewaan berdasarkan catatan yang ada pada bangsa ini. "Kami menganggap hari ini hukum seakan tajam ke bawah namun begitu tumpul ke atas atau hanya tajam kepada pengkritik pemerintah," bebernya.
Disampaikannya ini merupakan salah satu bentuk duka dan solidaritas mahasiswa banua pasca pesta demokrasi pemilu serentak 2019. Apalagi ada yang meninggal dunia hingga 550 orang.
Selain itu kericuhan yang terjadi pada aksi 21-22 Mei 2019 di Jakarta yang mengakibatkan berjatuhan korban jiwa baik yang meninggal maupun luka-luka. "Kami berharap pada aksi yang kami gelar ini, tidak akan terulang hal serupa di daerah-daerah di Indonesia dalam melakukan aksi, terlebih di Kalimantan Selatan atau Banjarmasin," tandasnya.
Masa aksi dihadiri kurang lebih 30 orang. Selain itu kebebasan berpendapat, pers, juga menjadi sorotan pada saat aksi tersebut. (maya/sip)
Posting Komentar