PEMKOT Banjarmasin terus berupaya mewujudkan kota inklusi yang ramah bagi penyandang difabel. Infrastruktur untuk penyandang difabel dibenahi, termasuk mendatangkan para ahli untuk mendapatkan masukan. Salah satunya menggandeng The Asia Foundation. Disability Advisor of The Asia Foundation. Bahkan pada Agutsus 2018 lalu, bersasarkan data dari Litbang BeritaBanjarmasin.com, The Asia Foundation telah melaporkan hasil survey mereka terhadap perkembangan pembangunan kawasan ramah difabel di Banjarmasin.
Hal itu merupakan upaya pemkot untuk melibatkan penyandang disabilitas dalam menata ruang kota menuju ramah difabel, sehingga semua pembangunan ramah difabel nantinya bisa tepat guna. Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan, untuk mewujudkannya perlu dukungan dari berbagai pihak. Apalagi tujuannya adalah menjadikan Banjarmasin kota inklusi. Untuk menjamin kelompok minoritas, penyandang disabilitas tidak merasa disingkirkan, mendapat faslitas, layanan yang setara dan mendapatkan keberadaan mereka serta perlindungan secara utuh.
Disability Advisor dari The Asia Foundation, Bahrul Fuad menyampaikan baru saja mencoba akses trotoar yang dibangun tahun 2016 lalu di daerah Jalan Belitung Laut. Rombongan The Asia Foundation selain melakukan survey ke trotoar Belitung Laut, juga bertandang ke pusat perbelanjaan Duta Mall Banjarmasin serta di beberapa ruas jalan protokol A Yani.
"Kami senang jika dilibatkan dalam proyek pembangunan fasilitas ramah difabel yang diselenggarakan pemerintah kota, agar nantinya proyek tersebut bisa dinikmati penyandang disabilitas," kata dia.
Koordinator Lapangan Tim SAPDA (Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak), Fatum Ade menyebutkan kesadaran masyarakat sangat diharapkan demi mewujudkan Banjarmasin sebagai kota inklusi ramah difabel.
AKHIRNYA ROADMAP TERBENTUK
SETELAH perjuangan selama dua tahun, akhirnya roadmap (rancangan pedoman) yang memudahkan penyandang disabilitas di Banjarmasin terwujud. Ini mengokohkan keinginan Pemkot Banjarmasin yang berkomitmen menjadi kota inklusi, ramah disabilitas.
Peluncuran Roadmap ini dilakukan langsung oleh Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina di Aula Kayuh Baimbai, pada 4 Oktober 2018 lalu. Orang nomor satu di Banjarmasin itu berujar langkah menuju kota yang ramah difabel ini di susun selama dua tahun. Dengan adanya roadmap ini, semua aspek pembangunan diharapkan memperhatikan para penyandang disabilitas.
"Alhamdulillah hari ini mampu meluncurkan roadmap. Sesuai keinginan kami menjadi kota inklusi yang ramah kepada penyandang disabilitas," ujarnya. Menurutnya, setelah launching, tak berhenti di dokumen tertulis saja tetapi ada aksi selanjutnya. "Sejauh ini baru ada empat keluarahan yang bisa menjalani semoga ke depan bisa dijalankan oleh semua kelurahan," tambahnya.
Roadmap Kota Inklusi sendiri adalah dokumen tertulis yang menjadi panduan agar seluruh aspek pembangunan harus berdimensi pada akses disabilitas seperti jalan, trotoar, kantor harus memperhatikan itu. Tercatat ribuan orang penyandang disabilitas yang ada di Banjarmasin. Ibnu menuturkan mereka adalah warga kota yang juga berhak mendapat pelayanan publik. "Mudahan ini membawa kebaikan dunia akhirat untuk membantu teman-teman yang punya keteebatasan sehingga niat menjadi kota Banjarmasin barasih wan nyaman bisa terwujud," tutupnya.
Sementara itu, Nurul Sa'da Andriani selaku Direktur SAPDA Yogyakarta mengungkapkan proses yang sangat panjang, mencoba melihat potensi Banjarmasin yang kemudian dihubungkan dengan aturan dan komitmen pemerintah pusat. "Alhamdulillah selama dua tahun kemudian terwujud roadmap untuk penyandang disabilitas di Kota Banjarmasin," paparnya.
Marsinah Dede berharap kepada media untuk selalu mengingatkan kepada pemerintah bahwa sudah ada landasan hukum saatnya kita action. "Sudah ada nih tinggal kita action saja," pungkasnya.
PAPARKAN KONSEP KOTA INKLUSI DI LUAR NEGERI
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina diundang menjadi pembicara di Bangkok, Thailand, mengenai pengembangan kota inklusi, 29 Maret 2019. Ia akan menjadi pembicara dalam agenda United Nations Economic and Social Commision for Asia and The Pacific (UN ESCAP) Asia Pacific SDGs Forum.
Hal ini tak lepas dari inovasi Pemkot Banjarmasin untuk menjadikan Banjarmasin sebagai kota inklusi. Banjarmasin pun telah membuat Roadmap Kota Inklusi. Sebuah dokumen tertulis yang menjadi panduan agar seluruh aspek pembangunan harus berdimensi pada akses disabilitas seperti jalan, trotoar, kantor harus memperhatikan itu.
Tercatat ribuan orang penyandang disabilitas yang ada di Banjarmasin. Mereka adalah warga kota yang juga berhak mendapat pelayanan publik. "Kami diundang ke Bangkok untuk menyampaikan hal ini, presentasi mengenai kota inklusi," ujar Ibnu, Selasa (19/3/2019).
Melansir dari laman resmi https://www.unescap.org, United Nations Economic and Social Commision for Asia and The Pacific (UN ESCAP) Asia Pacific SDGs Forum bertujuan mengonsolidasikan posisi dan rekomendasi untuk agenda pembangunan berkelanjutan regional dari berbagai sektor dan negara. Untuk mengeksplorasi landasan dan tindakan bersama, mengembangkan pesan bersama dan mengoordinasikan strategi untuk partisipasi yang lebih efektif dalam proses antar-pemerintah nasional, regional dan global pada pembangunan berkelanjutan.
DIUNDANG KE MALAYSIA
Sebanyak 15 wali kota akan bertandang ke Kota Banjarmasin untuk mengikuti agenda APPEKSI Peduli Disabilitas, akhir 2019 mendatang. Para wali kota yang hadir itu mewakili kotanya yang sudah menerapkan program kota inklusi. Banjarmasin bertindak sebagai tuan rumah.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina menjelaskan, Banjarmasin dinobatkan sebagai tuan rumah kegiatan berskala nasional itu. "Banjarmasin ditunjuk sebagai tuan rumah untuk pertemuan kota-kota yang mengusung program kota inklusi," tuturnya kepada beritabanjarmasin.com, Selasa (18/6/2019).
Ia memaparkan, Banjarmasin adalah kota pertama yang melaunching roadmap kota inklusi, bahkan Pemkot Banjarmasin diundang ke Penang Malaysia untuk menjelaskan hal ini bersama kota-kota lain di dunia yang menerapkan kota inklusi.
Dikatakannya lagi, Banjarmasin mengisi satu sesi penjelasan mengenai sarana dan prasarana yang telah dibuat Pemkot Banjarmasin untuk para penyandang disabilitas. Hal itu merupakan bentuk upaya Pemkot Banjarmasin untuk memberikan hak bagi ribuan penyandang disabilitas agar tidak lagi didiskriminasi, serta mengikutsertakannya pada pembangunan infrastruktur daerah.
Ia memaparkan, Banjarmasin adalah kota pertama yang melaunching roadmap kota inklusi, bahkan Pemkot Banjarmasin diundang ke Penang Malaysia untuk menjelaskan hal ini bersama kota-kota lain di dunia yang menerapkan kota inklusi.
Dikatakannya lagi, Banjarmasin mengisi satu sesi penjelasan mengenai sarana dan prasarana yang telah dibuat Pemkot Banjarmasin untuk para penyandang disabilitas. Hal itu merupakan bentuk upaya Pemkot Banjarmasin untuk memberikan hak bagi ribuan penyandang disabilitas agar tidak lagi didiskriminasi, serta mengikutsertakannya pada pembangunan infrastruktur daerah.
LUNCURKAN ANGKUTAN PELAJAR SEKOLAH INKLUSI PERTAMA DI INDONESIA
Upaya Pemkot Banjarmasin untuk menjadikan kota seribu sungai sebagai kota inklusi tidak hanya isapan jempol saja. Hal itu dibuktikan dengan pembangunan trotoar ramah difabel disepanjang Jalan A Yani. Bahkan rencananya akan segera diluncurkan mobil angkutan pelajar di sekolah inklusi se-Kota Banjarmasin yang baru pertama kali ada di Indonesia.
Selain itu juga memberi kesempatan bagi para difabel yang memiliki kreativitas tinggi dengan meresmikan rumah kreatif. Serta bersama merayakan Hari Disabilitas Internasional, (1/12/2018) di Halaman Balai Kota Banjarmasin.
Tak hanya sampai di situ saja upaya yang dilakukan Pemkot Banjarmasin, untuk menjadikan bumi kayuh baimbay tersebut menjadi kota inklusi adalahdengan mengukuhkan forum komunikasi orangtua anak berkebutuhan khusus. Serta memberikan penghargaan bagi para guru anak berkebutuhan khusus dan memberikan bantuan berupa uang pembinaan terhadap 100 orang penyandang disabilitas melalui Dinas Sosial Banjarmasin.
Rasa senang dan haru pun diperlihatkan oleh para panitia yang dikerjakan langsung para penyandang disabilitas, terhadap penghargaan, pengakuan dan pensejajaran hak yang sama untuk dilibatkan dalam pembangunan daerah.
Hal itu disampaikan langsung oleh ketua panitia yang merupakan penyandang tunatera Slamet. Ia sangat bersyukur dan bangga atas penghargaan yang diberikan Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina untuk merangkul dan memberikan kesempatan bagi para difabel untuk ikut serta di berbagai kegiatan pemerintah kota. "Saya senang dan bangga, kami penyandang disabilitas bisa ikut berperan serta," tuturnya.
Sementara, Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina sangat berharap usaha pemkot dalam membangun Banjarmasin sebagai kota inklusi berjalan lancar, dan memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas ikut berperan serta menjadikan Banjarmasin semakin ramah difabel. "Saya harap dengan kesetaraan ini bisa membuat kawan-kawan lebih semangat lagi dalam menunjukkan kreativitas mereka," ujarnya.
Sebagai informasi, selanjutnya telah direncanakan dua kelurahan untuk diresmikan sebagai kelurahan ramah inklusi yaitu di Kelayan Barat dan Kuin Sebagai. Selain itu bakal diluncurkan mobil pengantar pelajar di sekolah inklusi se-Kota Banjarmasin yang baru pertama kali ada di Indonesia.
BANJARMASIN SATU-SATUNYA KOTA DI INDONESIA YANG MENANG KOMPETISI MOBILITAS KOTA TINGKAT DUNIA
Kota Banjarmasin menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang memenangkan Global Urban Mobillity Challenge 2019 di Leipzig City, Jerman. Banjarmasin masuk dalam 10 kota di dunia yang meraih penghargaan bergengsi tersebut.
Dalam Kompetisi Mobilitas Perkotaan Tingkat Dunia itu, Banjarmasin sejajar dengan kota-kota lain di dunia seperti Ukraina, Peru dan Meksiko yang juga mendapat penghargaan itu.
Banjarmasin dinyatakan menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang menyabet penghargaan karena juri menilai konsep peningkatan akses dan mobilitas dari pintu ke pintu bagi penyandang disabilitas di Kelurahan Pelambuan, Banjarmasin Barat sangat baik. Proposal konsep dibuat oleh Yayasan Kota Kita, Pemkot Banjarmasin, bekerjasama dengan Kaki Kota.
Atas raihan penghargaan tersebut, Banjarmasin juga mendapatkan bantuan Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI) sebesar Rp2 miliar untuk pembangunan infrastruktur kota Inklusi.
Hal tersebut dipaparkan langsung Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, Senin (17/6/2019) bahwa dana bantuan akan digunakan untuk pembuatan fasilitas bagi para penyandang disabilitas seperti trotoar, guiding blok dan separator, yang akan dibangun di Kelurahan Pelambuan Banjarmasin Barat. Alhamdulillah kita berhasil masuk dalam 10 terbaik, dan mudahan dana bantuan itu bisa bermanfaat," tuturnya kepada beritabanjarmasin.com.
Ibnu juga membeberkan bahwa rencana pembangunan fasilitas difabel itu akan dilaksanakan pada Juli 2019 mendatang, dengan didampingi langsung dari Dinas PUPR Kota Banjarmasin, secara teknisnya yang juga dilengkapi Detail Engineering Design (DED).
Orang nomor satu di Kota Baiman itu pun berharap, Banjarmasin sebagai kota inklusi yang pertama meluncurkan roadmap bisa benar-benar membantu 3.897 para penyandang disabilitas yang ada di Banjarmasin.
Posting Komentar