BERITABANJARMASIN.COM - Kawasan Siring Menara Pandang, Jalan Piere Tendean ternyata banyak mendapat laporan dari masyarakat, khususnya di aplikasi Lapor. Hal ini ditanggapi langsung oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.
Ia pun juga memberikan kesempatan berdiskusi dengan masyarakat secara langsung untuk mendapatkan masukan. Seperti yang dilakukannya pada diskusi publik di Kafe Rumah Anno, Siring Piere Tendean baru-baru ini.
Diskusi itu membahas beberapa hal mengenai penataan ulang kawasan Siring Menara Pandang. Ibnu Sina mengatakan pengaduan tertinggi saat ini adalah mengenai penataan siring. "Ini merupakan aset terbesar bagi Pemerintah Kota Banjarmasin, sehingga harus dikelola sebaik-baiknya," ucap dia.
Pemkot, lanjutnya, bakal membentuk UPT khusus untuk mengelola siring dalam waktu dekat. Selain itu juga mengajukan usulan ke DPRD Banjarmasin agar membentuk Raperda Pembentukan UPT Pengelola Kawasan Siring. "Sudah saatnya kawasan ini bisa menghasilkan pendapatan asli daerah," tambahnya.
Ia pun sudah menargetkan adanya peningkatan jumlah kunjungan menjadi 700.000 wisatawan nusantara dan 5.000 wisatawan mancanegara ke Banjarmasin.
Menurut suami dari dr Siti Wasilah ini, wisata di Banjarmasin memiliki ciri khas tersendiri. Tidak banyak di Indonesia yang punya wisata berbasis sungai seperti di Banjarmasin. Pasar terapung dan susur sungai menjadi ikon yang unik. Banjarmasin punya modal destinasi wisata yang bagus.
Untuk para pedagang kaki lima (PKL) yang kadang masih bandel, Ibnu mengatakan akan bersikap tegas. Kawasan wisata dikatakannya harus nyaman, pejalan kaki juga nyaman, kemudian ada outlet-outlet souvenir, yang terkait dengan Kota Banjarmasin.
Kawasan Siring Menara Pandang, lanjutnya, jangan sampai menjadi semacam "pasar tungging" dan tidak terurus. Termasuk pengelolaan kebersihan, seperti pengadaan tempat sampah. "Kami sudah pernah sediakan tempat sampah dengan roda, namun hilang. Perlu inovasi dan paling penting adalah kesadaran dari pengunjung untuk tak buang sampah sembarangan," ujar mantan aktivis mahasiswa ini. (fitri/sip)
Ia pun juga memberikan kesempatan berdiskusi dengan masyarakat secara langsung untuk mendapatkan masukan. Seperti yang dilakukannya pada diskusi publik di Kafe Rumah Anno, Siring Piere Tendean baru-baru ini.
Diskusi itu membahas beberapa hal mengenai penataan ulang kawasan Siring Menara Pandang. Ibnu Sina mengatakan pengaduan tertinggi saat ini adalah mengenai penataan siring. "Ini merupakan aset terbesar bagi Pemerintah Kota Banjarmasin, sehingga harus dikelola sebaik-baiknya," ucap dia.
Pemkot, lanjutnya, bakal membentuk UPT khusus untuk mengelola siring dalam waktu dekat. Selain itu juga mengajukan usulan ke DPRD Banjarmasin agar membentuk Raperda Pembentukan UPT Pengelola Kawasan Siring. "Sudah saatnya kawasan ini bisa menghasilkan pendapatan asli daerah," tambahnya.
Ia pun sudah menargetkan adanya peningkatan jumlah kunjungan menjadi 700.000 wisatawan nusantara dan 5.000 wisatawan mancanegara ke Banjarmasin.
Menurut suami dari dr Siti Wasilah ini, wisata di Banjarmasin memiliki ciri khas tersendiri. Tidak banyak di Indonesia yang punya wisata berbasis sungai seperti di Banjarmasin. Pasar terapung dan susur sungai menjadi ikon yang unik. Banjarmasin punya modal destinasi wisata yang bagus.
Untuk para pedagang kaki lima (PKL) yang kadang masih bandel, Ibnu mengatakan akan bersikap tegas. Kawasan wisata dikatakannya harus nyaman, pejalan kaki juga nyaman, kemudian ada outlet-outlet souvenir, yang terkait dengan Kota Banjarmasin.
Kawasan Siring Menara Pandang, lanjutnya, jangan sampai menjadi semacam "pasar tungging" dan tidak terurus. Termasuk pengelolaan kebersihan, seperti pengadaan tempat sampah. "Kami sudah pernah sediakan tempat sampah dengan roda, namun hilang. Perlu inovasi dan paling penting adalah kesadaran dari pengunjung untuk tak buang sampah sembarangan," ujar mantan aktivis mahasiswa ini. (fitri/sip)
Posting Komentar