BERITABANJARMASIN.COM - Dinas PUPR Banjarmasin meninjau langsung bangunan yang terdampak normalisasi sungai kawasan Sungai Belasung, Jalan Pangeran Samudera hingga Kertak Baru Ilir. Ada 20 bangunan terdampak di kawasan ini.
Kepala Bidang Sungai, Dinas PUPR Banjarmasin, Hisbul Wathony beserta Camat Banjarmasin Tengah, Diyannor datang langsung melakukan peninjauan, hari ini (20/6/2019).
Dari pantauannya, Thony mengatakan bahwa ada sekitar 20 bangunan lebih dari empat RT yang harus dibongkar untuk bisa melakukan normalisasi sungai. Tidak ada tali asih atau santunan penggantian bangunan terhadap warga yang terkena dampak pembongkaran. Karena mereka sudah membangun bangunan liar di atas sungai tanpa ada izin.
Empat RT yang terkena dampak penataan sungai tersebut adalah RT3, 4, 6 dan 7. Paling banyak bangunan yang harus dibongkar ada di wilayah RT4 dan RT6.
Dalam normalisasi sungai, ujarnya, akan dilakukan bertahap, setelah dilakukan pembongkaran akan dilakukan pengerukan sungai yang sudah mulai dangkal akibat timbunan sampah. "Selanjutnya akan dibuatkan siring di sepanjang jalan aliran sungai pertama di Jalan Pangeran Samudera," urainya.
Hal itu merupakan program pemkot untuk mewujudkan Sungai Belasung sebagai percontohan Kampung Air untuk bisa dijadikan proyek pertama Kampung Sungai. Ia berharap dukungan dan partisipasi dari seluruh masyarakat Banjarmasin, khususnya warga yang bangunannya terkena dampak normalisasi sungai.
Menanggapi hal itu, Ketua RT6 Kampung Belasung, Fadillah mengaku sangat setuju dengan rencana pengembalian sungai yang telah lama mati karena banyaknya bangunan tambahan yang dibuat warga sekitar.
Fadilah menjelaskan, dulunya aliran Sungai Belasung tersebut merupakan salah satu jalur transportasi sungai yang dijadikan masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli ikan maupun sayuran. "Saya sangat setuju, jika di sini akan dihidupkan kembali sungainya," kata dia. (arum/sip)
Kepala Bidang Sungai, Dinas PUPR Banjarmasin, Hisbul Wathony beserta Camat Banjarmasin Tengah, Diyannor datang langsung melakukan peninjauan, hari ini (20/6/2019).
Dari pantauannya, Thony mengatakan bahwa ada sekitar 20 bangunan lebih dari empat RT yang harus dibongkar untuk bisa melakukan normalisasi sungai. Tidak ada tali asih atau santunan penggantian bangunan terhadap warga yang terkena dampak pembongkaran. Karena mereka sudah membangun bangunan liar di atas sungai tanpa ada izin.
Empat RT yang terkena dampak penataan sungai tersebut adalah RT3, 4, 6 dan 7. Paling banyak bangunan yang harus dibongkar ada di wilayah RT4 dan RT6.
Dalam normalisasi sungai, ujarnya, akan dilakukan bertahap, setelah dilakukan pembongkaran akan dilakukan pengerukan sungai yang sudah mulai dangkal akibat timbunan sampah. "Selanjutnya akan dibuatkan siring di sepanjang jalan aliran sungai pertama di Jalan Pangeran Samudera," urainya.
Hal itu merupakan program pemkot untuk mewujudkan Sungai Belasung sebagai percontohan Kampung Air untuk bisa dijadikan proyek pertama Kampung Sungai. Ia berharap dukungan dan partisipasi dari seluruh masyarakat Banjarmasin, khususnya warga yang bangunannya terkena dampak normalisasi sungai.
Menanggapi hal itu, Ketua RT6 Kampung Belasung, Fadillah mengaku sangat setuju dengan rencana pengembalian sungai yang telah lama mati karena banyaknya bangunan tambahan yang dibuat warga sekitar.
Fadilah menjelaskan, dulunya aliran Sungai Belasung tersebut merupakan salah satu jalur transportasi sungai yang dijadikan masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli ikan maupun sayuran. "Saya sangat setuju, jika di sini akan dihidupkan kembali sungainya," kata dia. (arum/sip)
Posting Komentar