BAKUL PURUN adalah produk kerajinan penduduk Kalimantan Selatan sejak dahulu kala. Setelah sempat mulai ditinggalkan generasi muda, kini bakul purun kembali populer di Banjarmasin. Dibuat sedemikian rupa, di bawah arahan Pemkot Banjarmasin, anyaman dari daun purun ini kini digemari, hingga nasional dan internasional. Selain itu bakul purun juga dijadikan solusi oleh Pemkot Banjarmasin untuk mengganti kantong plastik (kresek) yang tidak ramah lingkungan.
Litbang BeritaBanjarmasin.com berusaha mengumpulkan data terkait jejak bakul purun ini mulai kembali digemari. Berikut tulisannya.
Gerakan Sejuta Bakul Purun Diluncurkan
Di hadapan masyarakat, pedagang dan jajaran SKPD yang berhadir dalam peluncuran Gerakan sejuta bakul purun, wali kota pertama di Indonesia yang berani melarang kantong plastik ini menyebutkan, kantong plastik bisa memicu beberapa penyakit dalam jangka panjang.
"Kalau Pian tahu kantong plastik kresek hitam itu, jangan sekali-kali dipakai membungkus makanan. Bahaya bagi kesehatan," tegas mantan wakil rakyat di DPRD Kalsel ini.
Ia pun memaparkan, gerakan sejuta bakul purun juga sekaligus menandai tiga tahun kepemimpinannya di Kota Banjarmasin bersama Hermansyah. Di tiga tahun memegang amanah memimpin Banjarmasin, selama dua tahun Perwali Nomor 18/2016 tentang Larangan Penggunaan Kantong Plastik sudah dilaksanakan. "Jadi tahun ini kita coba terapkan di dua pasar tradisional, yaitu Pasar Teluk Dalam dan Pasar Pandu," ujar suami dr Siti Wasilah tersebut.
Kebijakan anti mainstream ini, kata dia, bukan tanpa halangan. Semula banyak pula yang mengeluh, susahnya berbelanja tanpa kantong plastik. Bahkan protes juga dilayangkan oleh pengusaha ritel, karena ditokonya tak boleh lagi menyediakan kantong plastik. "Ya awalnya banyak yang mengeluh, tapi bapak ibu hari ini bisa rasakan sendiri dampaknya. Sampah kita bisa berkurang hingga 15 persen, dan anak-anak kita pun mulai semangat membawa tumbler, mengurangi beban sampah di kota ini," urainya.
Ia pun kembali menceritakan kebiasaan para orang tua zaman dahulu di Kalimantan Selatan. Tak seperti sekarang berbelanja ke pasar serba kantong plastik. Dulu orang menggunakan bakul purun, dan jelas lebih sehat dan tak menambah sampah. "Tapi ini semangatnya adalah diet atau mengurangi.
Cobalah bawa dulu toples atau wadah untuk wadah belanja ikan misalnya, dan kemarin saya tanya para pedagang alhamdulilah rata-rata setuju. Biar aja kaya urang bahari, pakai bakul purun, ini jalan yang benar," ucapnya, disambut tepuk tangan dan senyuman warga yang hadir.
Sekitar lima ribu bakul purun dibagikan di dua pasar tradisional. Penggunaan bakul purun ternyata juga dicontoh daerah lain, bahkan dalam acara pemerintahan, kini juga mulai menggunakan bakul purun dari Banjarmasin sebagai wadah dokumen dan souvenir.
Digunakan di Level Nasional
Tiba-tiba saja banyak yang menggunakan Bakul Purun dalam agenda nasional penganugerahan Adipura di Jakarta, Januari 2019 lalu. Rupanya bakul yang didatangkan dari Banjarmasin ini dibagikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebagai kampanye stop sampah plastik.
Bakul Purun digunakan sebagai pengganti tas plastik dalam acara tersebut. Dokumen maupun barang bawaan dari peserta se-Indonesia diletakkan dalam Bakul Purun yang dibagikan itu. Sungguh pemandangan yang cukup "anomali"
Dalam penganugerahan itu, Kota Banjarmasin kembali meraih Adipura untuk keempat kalinya.
Wali Kota Banjarmasin juga menyabet penghargaan Nirwasita Tantra, sebuah penghargaan kepemimpinan hijau. Penganugerahan bergengsi ini diserahkan oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta,. Selain dua penghargaan tersebut, Banjarmasin juga meraih Penghargaan Adiwiyata melalui beberapa sekolah pada Desember lalu.
Itu artinya, ada tiga penghargaan yang diborong oleh Kota Baiman yang memiliki slogan Barasih wan Nyaman (bersih dan nyaman) dalam dua bulan belakangan. Keberhasilan ini sudah sepatutnya disyukuri.
Bakul Purun yang Kembali Hits
Beragam upaya dilakukan Pemkot Banjarmasin menuju smart city. Seperti penerapan larangan penggunaan kantong plastik di toko modern maupun tradisional. Efeknya, kerajinan bakul purun kembali naik daun sebagai alternatif.
Tas belanja yang terbuat dari daun purun tersebut berhasil menyedot para pengunjung event lokakarya nasional penangan sampah padat di kawasan regional perkotaan dan destinasi pariwisata baik berasal dari luar daerah maupun mancanegara.
Pameran bakul purun yang dibuat langsung oleh acil-acil (ibu-ibu) perajin dari Rumah Kreatif, memberi warna tersendiri. Menurut Humas Rumah Kreatif Riski Zainal meski terbilang sulit dalam bahan utama pembuatan bakul yaitu purun namun permintaan bakul ramah lingkungan tersebut semakin tinggi.
Apalagi adanya Perwali Nomor 18/2016 tentang Pelarangan Penggunaan Kantong Plastik, membuat pangsa pasar bakul purun semakin meluas dan meningkat tajam hingga 1000 bakul per bulannya. "Produksi bakul meningkat meski bahan bakunya agak sulit ditemukan di Banjarmasin," tuturnya kepada wartawan BeritaBanjarmasin.com.
Selain ramah lingkungan, juga memberikan lapangan kerja terutama bagi acil-acil yang berjumlah delapan orang berasal dari Mantuil, Kota Banjarmasin.
Sebagai informasi, kebijakan larangan kantong plastik yang dicanangkan oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina belakangan menjadi sorotan dari level nasional hingga internasional. Apalagi kebijakan ini, merupakan gebrakan yang positif.
Didukung Para Driver Ojek Online
Gabungan Ojek Online (Ojol) se-Kota Banjarmasin sepakat untuk mendukung program Pemkot Banjarmasin melawan sampah plastik, Senin (15/7/2019). Mereka pun bakal gunakan tumbler dan membiasakan diri tak menggunakan kantong plastik.
Para driver Ojol yang tergabung dalam Gerakan Ojol Tanpa Sampah Plastik ini terlihat membawa bakul purun dan tumbler dengan meneriakkan dukungannya untuk tidak menggunakan kantong plastik.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, sangat mengapresiasi dukungan para Ojol tersebut. Apalagi para driver Ojol juga menggunakan tumbler dan bakul purun sebagai pengganti botol dan kantong plastik.
Ibnu mengatakan, dengan aksi tersebut, merupakan bentuk dukungan Perwali Nomor 18/2016 yang sudah diterapkan selama tiga tahun. Berkomitmen dalam pengurangan tumpukan sampah plastik di tempat pembuangan sampah hingga 30 persen. "Ditahun 2025 nanti, pelarangan penggunaan kantong plastik akan lebih tegas lagi," tegasnya.
Orang nomor satu di kota seribu sungai itu pun kembali menyatakan sejak diberlakukannya Perwali tersebut, tumpukan sampah di TPS yang perharinya mencapai 600 ton, terjadi pengurangan sekitar 15 persen yang tiga persen diantaranya adalah sampah berbahan plastik.
Ia pun berharap dengan adanya dukungan dari berbagai pihak tersebut, bisa membuat sampah palstik akan semakin berkurang bahkan kalau bisa tidak ada lagi. (arum/sip)
Jurnalis: Arum
Posting Komentar