BERITABANJARMASIN.COM - Kegiatan Live In pemuda antar iman dilaksanakan setiap tahun, dan sudah lebih dari sepuluh tahun diselenggarakan. Mengambil tempat di komunitas adat atau agama, di balai adat Dayak Ma'anyan Warukin Tabalong dari tanggal 11-14 Juli 2019.
Direktur LK3 (Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan), Rafiqah menuturkan tujuan dari kegiatan ini untuk membangun persaudaraan sebangsa di antara pemuda yang berbeda latar belakang agama, suku dan budaya. Mengenalkan keragaman budaya dan agama, sehingga tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu agama.
"Selain itu untuk menguatkan pemahaman tentang cerdas bermedia sosial, sehingga tidak mudah termakan berita bohong yang dapat memecah hubungan persaudaraan sebangsa," ujarnya.
Sejumlah materi disampaikan oleh fasilitator yakni DR Darius Dubut dan Noorhalis Majid, antara lain soal memahami keragaman suku, agama dan budaya Indonesia, mengenal adat warukin, cerdas bermedia sosial, membangun kerjasama, dan berbagai materi lainnya. Darius Dubut memfasilitasi kegiatan dengan apik sehingga pemuda yang berbeda latar belakang tersebut dapat saling belajar satu sama lainnya.
Noorhalis Majid sendiri selalu fasilitator live in menyampaikan, sepanjang sepuluh tahun dilaksanakan live in oleh LK3, telah terbentuk ratusan pemuda antar iman yang berkampanye pentingnya merawat keragaman agar Indonesia tetap damai, saling menghormati dan bekerjasama dalam perbedaan. Selama ini lebih banyak berpusat di Banjarmasin, tahun ini LK3 juga akan membangun simpul pemuda antar iman di Tabalong dan Kotabaru. "Karena daerah ini sangat heterogen dari sisi agama, suku dan budaya," papar Noorhalis.
Peserta dari kegiatan ini berjumlah 40 orang
para pemuda utusan dari majelis-majelis agama yang berasal dari Banjarmasin, Kotabaru, kandangan, Tabalong dan pemuda-pemuda adat dari Warukin seni diri. Mereka tinggal bersama di balai adat, saling memahami, saling belajar dan membangun persaudaraan.
para pemuda utusan dari majelis-majelis agama yang berasal dari Banjarmasin, Kotabaru, kandangan, Tabalong dan pemuda-pemuda adat dari Warukin seni diri. Mereka tinggal bersama di balai adat, saling memahami, saling belajar dan membangun persaudaraan.
Kegiatan live in yang berlangsung selama tiga malam 4 hari tersebut, selain diisi dengan materi pembelajaran bersama, juga dilakukan kegiatan bersih kampung dan pagelaran budaya. Tari giring-giring, tari gelang dan batandik yang merupakan tari kebudayaan adat dayak Warukin turut ditampilkan pada malam budaya di halaman balai adat Warukin, dan dihadiri ratusan warga. (maya/sip)
Posting Komentar