BERITABANJARMASIN.COM - Seorang dosen memiliki kewajiban melaksanakan Tridharma perguruan tingginggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Juga sebagai bentuk implementasi visi dan misi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), menjadi universitas unggul dan berdaya saing.
Empat dosen Fakultas Kedokteran (FK) ULM terjun ke masyarakat dalam rangka melakukan pengabdian dengan tema “Pembentukan Safe Motherhood Group Dalam Mencegah Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala” di Puskesmas Berangas, bulan ini.
Keempat dosen tersebut diantaranya dr Ferry Armanza sebagai ketua tim, dr Renny Aditya, dr Setyo Teguh Waluyo, dan Rudi Fakhriadi, dengan dibantu mahasiswa residen, dokter muda SMF Obsgyn Fakultas Kedokteran ULM dan bidan Puskesmas Berangas, mengampanyekan safe motherhood yang merupakan pemberdayaan membentuk kelompok yang terdiri dari keluarga ibu hamil untuk bersama-sama bidan menjaga kesehatan ibu dari awal kehamilan sampai persalinan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya pemeriksaan fisik dan penunjang kepada tiga puluh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Berangas seperti vital sign, status obstetrik, cek ultrasonografi dan pemeriksaan kadar hemoglobin.
Selain itu juga mereka memberikan promosi kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan, Anemia dalam kehamilan dan Kontrasepsi pascapersalinan. dr Ferry mengungkapkan alasan timnya terjun ke masyarakat melakukan program pencegahan di Kabupaten barito Kuala. dr Ferry mengatakan, pada tahun 2017 terdapat 35 Kasus ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi besi.
“Wilayah yang paling tinggi adalah di Kelurahan Berangas Barat dengan 5 Kasus ibu hamil yang mengalami anemia gizi besi. Sehingga sangat membahayakan ibu hamil apabila dibiarkan terus-menerus,” ungkap dokter yang juga berprofesi sebagai dosen di Program Studi Pendidikan Dokter ULM di sela-sela wawancara.
Masalah anemia ini tak muncul begitu saja, dr Renny pada kesempatan tersebut mengungkapkan, diketahui karakteristik penduduk diwilayah tersebut adalah petani dan tingkat pendidikan yang rendah, sehingga masyarakat khususnya ibu hamil dan keluarganya tidak mengetahui tentang aspuan gizi yang baik untuk ibu hamil, serta masyarakat tidak mengetahui tentang penyakit anemia gizi besi dan dampaknya bagi ibu hamil. Mereka menemukan tingginya kasus anemia gizi besi pada ibu hamil. Masalah lainnya adalah kurangnya kepedulian keluarga ibu hamil, bahwa kehamilan dan kesehatan ibu hamil bukan hanya tanggung jawab ibu hamil dan tenaga kesehatan, "Namun juga tanggung jawab suami, keluarga dan tetangga dari ibu hamil,” jelas dr Renny.
Diharapkan juga dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat mengenai bahaya anemia pada ibu hamil, dan juga peningkatan kesehatan ibu hamil ditandai dengan turunnya angka kasus anemia pada ibu hamil minimal 50 persen dari kasus anemia tahun sebelumnya. (fitri/sip)
Posting Komentar