BERITABANJARMASIN.COM - Kepala Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Selatan, Noorhalis Majid diundang sebagai pembicara dalam kuliah umum yang diikuti lebih dari 100 orang mahasiwa dan beberapa dosen muda bertempat di aula STIT Darul Ulum Kotabaru.
Adapun yang mengundang yakni Mahasiswa Semester 7, STIT Darul Ulum Kotabaru dalam kuliah umum dengan Tema, "Islam dan Budaya Banjar, Pelayanan Publik Era Disrupsi".
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Selatan, Noorhalis Majid dalam pemaparannya mengawali dengan memperkenalkan kelembagaan Ombudsman, tugas dan fungsi Ombudsman. Termasuk peran dunia Islam dalam melahirkan kelembagaan Ombudsman. Dia memaparkan sejak zaman Umar Bin Khatab, diteruskan Dinasti Osmaniah, Pemerintahan Turki, hingga diadopsi oleh negara-negara Skandinavia dan menjadi Ombudsman.
Soal Undang-undang pelayanan publik juga dijelaskan, termasuk berbagai konsekuensi agar pelayanan publik berjalan dengan baik. Disamping itu, Era Disrupsi yang merubah banyak hal dalam waktu cepat berimplikasi pada pelayanan publik disampaikannya dengan panjang lebar termasuk berbagai perubahan lainnya yang akan dihadapi masyarakat Indonesia, para mahasiwa terutama menghadapi bonus demografi dan menyongsong Indonesia emas 2045.
Selain soal pelayanan publik, Noorhalis juga menyampaikan tantangan yang dihadapi masyarakat banjar dengan segala potensi kebudayaannya. Tantangan yang sangat besar, terutama berbagai pengaruh era digital kata ia, dapat ditangkal bila kebudayaan terpelihara dengan baik. Kebudayaan merupakan cara bertahan masyarakat. "Bila kebudayaannya kuat, maka apapun pengaruh yang datang dari luar akan mampu ditangkal," ucapnya beberapa waktu lalu.
Sejumlah pribasa banjar disampaikan Noorhalis sebagai nasehat hidup bagi masyarakat banjar. Kuliah berlangsung hampir dua jam pelajaran, dilanjutkan dengan dialog. Berbagai pertanyaan diberikan menyangkut tantangan mahasiswa atas perubahan jaman yang sangat cepat, tentang peran agama di era digital, serta berbagai pertanyaan menyangkut tugas dan fungsi Ombudsman dalam mendorong perbaikan pelayanan publik.
Ia menyampaikan tentang pentingnya kolaborasi dari berbagai potensi. Tidak mungkin bisa bekerja sendiri, karena tantangan sangat besar. "Atas banyak potensi yang sudah kita miliki, termasuk potensi agama dan budaya, maka kolaborasi harus dilakukan," terangnya. (maya/sip)
Posting Komentar