BERITABANJARMASIN.COM - Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin bekerjasama dengan Komunitas Seni Kabupaten Kotabaru melakukan kegiatan pagelaran musikalisasi puisi karya YS Agus Suseno dan dibarengi dengan dialog kebudayaan.
Adapun Tujuan dari kegiatan ini dipaparkan
Direktur LK3 Banjarmasin, Rafiqah untuk mengenalkan musikalisasi puisi, sehingga bisa menjadi inspirasi, dan menumbuhkan semangat mengembangkan kebudayaan di Kalimantan Selatan, khususnya Kabupaten Kotabaru. Acara yang diangkat bertajuk "Diigut Layat Dibuang Sayang" dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kotabaru.
Musikalisasi puisi sendiri adalah puisi yang dibawakan dengan lagu. Pusinya lebih utama, dan musik petikan gitar menjadi pengiringnya. "Musik itu sendiri membantu pendengar memahami isi puisi
agar makna puisinya bisa ditangkap," kata YS Agus Suseno, menjelaskan soal musikalisasi puisi. Sabtu (24/8/2019).
Suasana aula Hotel Grand Surya Kotabaru berubah menjadi hening, Peserta yang hadir lebih dari seratus orang dibuat takjub
menyaksikan pagelaran musikalisasi puisi karya YS Agus Suseno tersebut. Alunan suara Vinie, diiringi petikan gitar Jai dan Isbay, mampu menghipnotis peserta yang hadir. Peserta terdiri dari pegiat seni, para guru kesenian, mahasiswa dan pelajar mereka semua hikmat mendengarkan puisi demi puisi yang dibawakan dengan iringan petikan gitar.
Sebanyak 6 puisi karya YS Agus Suseno, dibawakan dengan cantik oleh vinie, antara lain pusi hujan, kota-kotapun tertidur, menulis sajak membuka cakrawala membaca sejarah, di bawah langit beku, sajak cinta, dan puisi pondok kulit kayu di pegunungan Meratus. Kesyahduan suara Vinie, petikan gitar Jay dan Isbay, membuat peserta hikmat duduk lebih dari dua jam menikmati pertunjukan tersebut.
Selain pagelaran musikalisasi puisi, juga diselingi pembacaan puisi oleh YS Agus Suseno. Dua puisi karyanya, pertama bercerita tentang Kotabaru Pulau Laut, dan puisi bahasa banjar, dibacakan dengan sangat baik oleh YS Agus Suseno. Peserta sangat menikmati kedua puisi tersebut, selain isinya aktual, juga bermuatan kritik.
Setelah pagelaran, acara dilanjutkan dengan dialog budaya sesuai tema yang diangkat. Dipandu oleh Noorhalis Majid, menghadirkan YS Agus Suseno dan H. Ahmad Fitriady Faz, keduanya budayawan dan pegiat kesenian. Sejumlah pujian disampaikan atas terselenggaranya pagelaran musikalisasi puisi tersebut. Masukan dan kritik tentang pentingnya membenahi Dewan Kesenian Daerah, serta perhatian yang harus diberikan pemerintah daerah, disampaikan secara terbuka dalam dialog ini.
Disamping itu Noorhalis Majid mengatakan Kebudayaan itu menghaluskan budi pekerti, tercermin dengan ucapan dan perbuatan. Bila isi kata-kata yang keluar dari mulut tidak baik bisa dipastikan tidak ada budi pekerti, tidak ada kebudayaan. "Kota tidak saja dibangun dari semen, batu, pasir, besi dan aspal, tapi juga dibangun dengan kebudayaan. Kota-kota maju dan berperadaban tinggi, dibangun dengan kebudayaan," ujarnya mengakhiri sesi dialog budaya. (maya)
Posting Komentar