Iswadi Pratama |
Kepada Beritabanjarmasin.com Iswadi bercerita sepenggal kisahnya terhadap seni yang sampai saat ini ia jalani. Sempat menjalani keduanya, namun karena sulitnya membagi waktu ia pun berada di pilihan sulit dan dengan terpaksa harus meninggalkan dunia jurnalis.
"Aku mencintai dunia jurnalistik tapi di satu sisi aku harus mengurusi komunitas seniku yang gak bisa lagi berbagi waktu, artinya terlalu berat untuk seni minta waktu yang banyak apalagi jurnalistik," ucapnya kepada Beritabanjarmasin.com, Selasa (20/8/2019) di Gedung Balairung Sari Taman Budaya Kalsel.
Menurutnya kebanyakan orang meninggalkan seni untuk membela kebutuhan pribadi. Akan tetapi jika tidak ada orang yang membela seni dan mengurusi seni maka lama-lama seniman akan habis.
Meski harus melepas pekerjaan yang ia cintai, yaitu jurnalistik. Iswadi merasa sangat terbantu atas pengalamannya tersebut di dunia Jurnalistik. "Seiring waktu pengalaman dan pengetahuan ku selama di jurnalis sangat berguna untuk menghidupi kesenianku, paling tidak relasi sebagai modal sosial, relasi yang kita punya itu sangat penting," ungkapnya.
Iswadi juga mengajak kepada komunitas seni agar selalu bersahabat dan berdekatan dengan teman-teman jurnalis, karena lewat jurnalislah apa yang dilakukan akan terekspos lebih jauh. "Pertunjukan tidak hanya di pangung saja tapi ada di surat kabar, peran jurnalis sangat penting dalam membangun kesenian kalo gak ada teman-teman jurnalis makin berat,"ungkapnya.
Iswadi juga sempat menjadi seorang redaktur seni budaya, dan khusus edisi minggu Iswadi bertangung jawab sembilan halaman.(fitri/puji)
Posting Komentar