BERITABANJARMASIN.COM - Akibat kebakaran hutan dan lahan yang semakin parah menyebabkan area objek wisata Tahura Sultan Adam ditutup sementara. Bukan tanpa alasan, penutupan dilakukan untuk menekan penyebab kebakaran lahan di lokasi setempat.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan menurutnya kesadaran masyarakat tak terlalu tinggi pada saat berlibur ke Tahura Sultan Adam Mandiangin.
Menurutnya dengan cuaca saat malam hari yang dingin, justru membuat pengunjung malah terpacu untuk menyalakan api unggun“Kemarin hampir saja kejadian dan sempat merambat. Untungnya langsung dipadamkan,” ucap Hanif kepada Beritabanjarmasin.com. Sabtu (24/8/2019 ) di Gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin.
Sehingga hal tersebut perlu untuk diambil langkah yang efektif untuk mencegah kejadian serupa, yaitu dengan cara menutup sementara hingga kondisi benar-benar aman.
"Kalau terus dioperasikan, maka kerugian yang ditimbulkan berbanding terbalik dengan retribusi yang masuk ke kas daerah. Mengingat, sampai saat ini retribusi Tahura yang masuk mencapai Rp1,2 miliar.
Namun apabila terjadi kebakaran, maka angka yang digelontorkan akan lebih besar. Sehingga Kepala Tahura mengambil langkah tepat untuk mengatasinya.
Lanjutnya, apabila Wisata Tahura tetap dioperasikan pengunjung hanya bisa sampai di kaki Tahura. Mengingat, resiko yang sangat besar sekali, bahkan api sedikit mampu memicu kebakaran yang cukup luas.
“Suhunya panas di Tahura lebih dari hari biasanya, apalagi, cahaya yang memantul di batuan cukup tinggi. Itulah penyebab Tahura krisis sepanjang tahun,” ujarnya.
Berdasarkan informasi BMKG puncak dari musim kemarau terjadi pada September mendatang sampai oktober.
Dengan begitu Hanif menginstruksikan kepada seluruh staf agar melengkapi mobil dengan alat-alat pemadam kebakaran“Kapanpun terjadi kebakaran hutan dan lahan, baik siang mapupun malam, semuanya siap untuk bergerak,"tutupnya. (Fitri/Puji)
Posting Komentar