AKHIR-akhir ini ramai dibicarakan di kalangan masyarakat luas akan khasiat kayu bajakah yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kanker. Hal ini bermula dari tiga orang siswa SMA Negeri 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang bernama Anggina Rafitri, Yazid, dan Aysa Aurealya Maharani yang berhasil meraih medali emas di kancah kompetisi tingkat Internasional dalam ajang World Invention Creativity Olympic (WICO), di Seoul, Korea Selatan atas penemuan kayu bajakah yang ampuh untuk mengobati penyakit kanker.
Namun, apakah benar kayu bajakah mampu mengobati penyakit kanker? Bajakah merupakan tanaman khas Kalimantan Tengah yang sudah lama dipakai sebagai obat penyembuh kanker secara turun temurun oleh nenek moyang suku Dayak. Tanaman Bajakah ini biasanya tumbuh liar di hutan belantara. Tanaman ini tumbuh dengan cara merambat meski memiliki batang yang cukup kuat dan besar. Bahkan tanaman ini bisa merambat di ketinggian lima meter hingga ke puncak pohon lain yang dirambatinya.
Tumbuhan ini hanya hidup di lokasi rimbun dimana sinar matahari tak banyak masuk karena tertutup rimbunnya hutan.
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Senin (26/8/2019) di Jakarta, menyatakan sejauh ini sejak penelitian hingga uji coba telah membuktikan bahwa kayu bajakah mengandung 40 zat yang mematikan sel-sel kanker karena kaya akan antiradikal bebas.
Guru pembimbing Siswa SMA Negeri 2 Palangkaraya, Herlina, mengatakan belum pernah ada penelitian ilmiah terhadap tanaman bajakah. Hingga muncul anggapan dari masyarakat setempat yang mengidentikkan tanaman bajakah dengan hal berbau mistis.
“Tanaman ini selalu diidentikkan dengan mistis. Padahal, berdasarkan hasil laboratorium yang kami uji, kandungan dalam tanaman ini memang dapat menyembuhkan kanker.” Kata Herlina seperti dikutip kompas.com, Rabu (13/8/2019).
Kepala Laboratorium Bio Kimia dan Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK ULM), Eko Suhartono hampir tak menyangka, saat ditawari untuk meneliti kayu bajakah ada banyak kandungan senyawa antioksidan pada kayu bajakah yang bisa berfungsi melawan kanker.
“Hasil penelitian di laboratorium, sangat jelas kayu bajakah ini memiliki senyawa-senyawa yang bisa berperan penting sebagai antioksidan yang sekaligus bisa berperan sebagai anti kanker.” Ujar Suhartono dalam paparannya.
Daldin, salah satu warga suku Dayak asli di Kabupaten Gunung Mas, Palangkaraya menceritakan bahwa ibunya kala itu divonis dokter mengidap kanker payudara stadium empat selama 10 tahun, hingga menyebabkan payudaranya mengeluarkan nanah. Bahkan, saat itu dokter meminta ibunya harus segera di operasi. Namun, sang Ibu menolak dan memilih untuk pulang kampung. Daldin mengatakan, ibunya dapat sembuh total setelah mengonsumsi air rebusan kayu bajakah yang dicarikan ayahnya di tengah hutan. “Hanya dalam dua minggu reaksi, sebulan sembuh total.” Kata Daldin saat diwawancarai, Selasa (13/8/2019).
Lalu, bagaimana cara pengolahan kayu bajakah untuk dapat dikonsumsi sebagai obat penyakit kanker? Adapun cara untuk mengolah tanaman bajakah untuk mengobati penyakit kanker tergolong cukup mudah, yakni dengan dikeringkan dibawah sinar matahari, kemudian dicacah dan ditumbuk sampai menjadi bubuk. Satu gram tanaman bajakah harus direbus kurang lebih 30 menit. Kemudian air rebusan bajakah dikonsumsi pengganti air putih sehari-hari. Ada juga yang mengolahnya tanpa harus ditumbuk, yaitu dengan cara langsung merebus kayu bajakah tersebut, kemudian air rebusannya di minum.
Sampai saat ini kayu bajakah banyak diburu oleh berbagai pihak, baik itu untuk kepentingan pengobatan atau kepentingan komersiil. Bahkan marak beredar di media sosial penjualan akar bajakah yang katanya mampu mengobati penyakit kanker. Mereka menjual kayu bajakah dengan harga yang cukup tinggi. Ada yang menawarkan dengan harga fantastis Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.
Sementara itu, David Suwito Widyaiswara yang merupakan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menghimbau kepada masyarakat agar lebih bijak menyikapi maraknya penjualan kayu bajakah ini.
“Mohon berhati-hati dengan penawaran akar bajakah yang sedang booming sekarang dengan harga Rp 500 ribu – Rp 1 juta per bungkus. Saya khawatirkan jenisnya salah, mengingat bajakah ini ada ratusan jenisnya, dan yang berwarna kuning juga ada belasan jenisnya.” Katanya dalam paparannya.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berhati-hati baik dalam membeli kayu bajakah atau mengonsumsinya, alangkah tepatnya kita bertanya kepada orang yang lebih tahu semisal dokter agar kita tidak salah membeli atau mengonsumsi tanaman bajakah tersebut. (*)
Penulis: Muhammad Sarasi
Mahasiswa Fakultas Hukum ULM
Namun, apakah benar kayu bajakah mampu mengobati penyakit kanker? Bajakah merupakan tanaman khas Kalimantan Tengah yang sudah lama dipakai sebagai obat penyembuh kanker secara turun temurun oleh nenek moyang suku Dayak. Tanaman Bajakah ini biasanya tumbuh liar di hutan belantara. Tanaman ini tumbuh dengan cara merambat meski memiliki batang yang cukup kuat dan besar. Bahkan tanaman ini bisa merambat di ketinggian lima meter hingga ke puncak pohon lain yang dirambatinya.
Tumbuhan ini hanya hidup di lokasi rimbun dimana sinar matahari tak banyak masuk karena tertutup rimbunnya hutan.
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Senin (26/8/2019) di Jakarta, menyatakan sejauh ini sejak penelitian hingga uji coba telah membuktikan bahwa kayu bajakah mengandung 40 zat yang mematikan sel-sel kanker karena kaya akan antiradikal bebas.
Guru pembimbing Siswa SMA Negeri 2 Palangkaraya, Herlina, mengatakan belum pernah ada penelitian ilmiah terhadap tanaman bajakah. Hingga muncul anggapan dari masyarakat setempat yang mengidentikkan tanaman bajakah dengan hal berbau mistis.
“Tanaman ini selalu diidentikkan dengan mistis. Padahal, berdasarkan hasil laboratorium yang kami uji, kandungan dalam tanaman ini memang dapat menyembuhkan kanker.” Kata Herlina seperti dikutip kompas.com, Rabu (13/8/2019).
Kepala Laboratorium Bio Kimia dan Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK ULM), Eko Suhartono hampir tak menyangka, saat ditawari untuk meneliti kayu bajakah ada banyak kandungan senyawa antioksidan pada kayu bajakah yang bisa berfungsi melawan kanker.
“Hasil penelitian di laboratorium, sangat jelas kayu bajakah ini memiliki senyawa-senyawa yang bisa berperan penting sebagai antioksidan yang sekaligus bisa berperan sebagai anti kanker.” Ujar Suhartono dalam paparannya.
Daldin, salah satu warga suku Dayak asli di Kabupaten Gunung Mas, Palangkaraya menceritakan bahwa ibunya kala itu divonis dokter mengidap kanker payudara stadium empat selama 10 tahun, hingga menyebabkan payudaranya mengeluarkan nanah. Bahkan, saat itu dokter meminta ibunya harus segera di operasi. Namun, sang Ibu menolak dan memilih untuk pulang kampung. Daldin mengatakan, ibunya dapat sembuh total setelah mengonsumsi air rebusan kayu bajakah yang dicarikan ayahnya di tengah hutan. “Hanya dalam dua minggu reaksi, sebulan sembuh total.” Kata Daldin saat diwawancarai, Selasa (13/8/2019).
Lalu, bagaimana cara pengolahan kayu bajakah untuk dapat dikonsumsi sebagai obat penyakit kanker? Adapun cara untuk mengolah tanaman bajakah untuk mengobati penyakit kanker tergolong cukup mudah, yakni dengan dikeringkan dibawah sinar matahari, kemudian dicacah dan ditumbuk sampai menjadi bubuk. Satu gram tanaman bajakah harus direbus kurang lebih 30 menit. Kemudian air rebusan bajakah dikonsumsi pengganti air putih sehari-hari. Ada juga yang mengolahnya tanpa harus ditumbuk, yaitu dengan cara langsung merebus kayu bajakah tersebut, kemudian air rebusannya di minum.
Sampai saat ini kayu bajakah banyak diburu oleh berbagai pihak, baik itu untuk kepentingan pengobatan atau kepentingan komersiil. Bahkan marak beredar di media sosial penjualan akar bajakah yang katanya mampu mengobati penyakit kanker. Mereka menjual kayu bajakah dengan harga yang cukup tinggi. Ada yang menawarkan dengan harga fantastis Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.
Sementara itu, David Suwito Widyaiswara yang merupakan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menghimbau kepada masyarakat agar lebih bijak menyikapi maraknya penjualan kayu bajakah ini.
“Mohon berhati-hati dengan penawaran akar bajakah yang sedang booming sekarang dengan harga Rp 500 ribu – Rp 1 juta per bungkus. Saya khawatirkan jenisnya salah, mengingat bajakah ini ada ratusan jenisnya, dan yang berwarna kuning juga ada belasan jenisnya.” Katanya dalam paparannya.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berhati-hati baik dalam membeli kayu bajakah atau mengonsumsinya, alangkah tepatnya kita bertanya kepada orang yang lebih tahu semisal dokter agar kita tidak salah membeli atau mengonsumsi tanaman bajakah tersebut. (*)
Penulis: Muhammad Sarasi
Mahasiswa Fakultas Hukum ULM
Posting Komentar