Wali Kota Banjarmasin bersama perwakilan UNESCO dan Apeksi. |
Maklum saja, Banjarmasin merupakan kota pertama di Indonesia yang punya roadmap kota inklusi. Bahkan berhasil mendapat penghargaan level internasional.
Perwakilan dari Badan Pengawas Apeksi Pusat sekaligus Wali kota Kupang, Jefri Riwu Kore, mengungkapkan kekagumannya terhadap Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina yang dengan roadmap kota inklusinya, bisa didukung langsung oleh UNESCO untuk mengembangkan program kota ramah inklusi. "Kami bangga, dan semoga jumlah kabupaten/kota yang peduli dengan program ramah inklusi semakin bertambah," ujarnya kepada BeritaBanjarmasin.com.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina menyampaikan rasa bahagianya atas didapuknya kota seribu sungai sebagai tuan rumah Pertemuan Tingkat Tinggi Wali Kota untuk Kota Inklusif ke-8 Apkesi. Ia pun berbagi cerita mengenai upaya Kota Banjarmasin membuat roadmap kota inklusi yang ramah untuk para difabel. "Hingga hari ini kita masih mencoba terus melaksanakan kebijakan yang berkesesuaian dengan roadmap itu," ujarnya.
Orang nomor satu di Kota Baiman itu berharap dengan terus bertambahnya anggota Apeksi yang peduli konsep inklusi, kepedulian terhadap para penyandang disabilitas bisa merata di seluruh Indonesia.
Mantan anggota dewan provinsi dua periode itu pun kembali memaparkan bahwa ada tiga aspek dalam hal membangun kota yang ramah disabilitas yaitu, regulasi, penyediaan dalam layanan publiknya dan yang ketiga penerimaan dari masyarakat.
Untuk itu saat ini Banjarmasin telah menyediakan membangun infrastruktur yang ramah untuk penyandang disabilitasi. Seperti dibangunnya trotoar ramah difabel, bahkan di perkatoran pemerintah pun dibangun sarana dan pra sarana khusus ramah difabel. Ada pula kampung inklusi yang dibangun di Kelurahan Pelambuan. Sedangkan untuk pendidikan sudah ada sebanyak 10 SMP yang berbasis inklusi dan 35 SD yang dilengkapi angkutan umum gratis untuk para difabel. (arum/sip)
Posting Komentar