Peninjauan tambak ikan di Banua Anyar. |
BERITABANJARMASIN.COM - Kepala DLH, Mukhyar bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Banjarmasin, Lauhem Mahfuzi mendatangi tambak di kawasan Banua Anyar, Rabu (9/10/2019). Ini sebagai respon atas banyaknya ikan yang mati.
Pada tinjauan itu terlihat kondisi air sungai surut dan berwarna kuning kecoklatan dengan kadar garam di atas ambang batas. Sehingga membuat ribuan bibit maupun ikan siap panen mati dan petani mengalami kerugian besar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Banjarmasin Lauhem Mahfuzi, menjelaskan, selain faktor tingginya kadar garam, pola penangkaran ikan menurutnya melebihi kapasitas.
Seharusnya, kata dia, dalam satu keramba hanya memuat 200-300 ikan, sehingga oksigen yang dimiliki bisa mencukupi. "Ini kan dalam satu keramba diisi sampai 500 ikan siap panen dan 1.000 untuk bibit ikan," tegasnya.
Ia menerangkan pihaknya telah lama memberitahukan tata cara yang benar dalam membudidayakan ikan di tambak agar tidak terjadi kerugian besar terhadap para petani ikan.
Adanya kejadian seperti itu, ia berharap ke depannya para penambak ikan bisa lebih menjalankan teknis yang benar dalam pembudidayaan ikan. Seperti tidak sembarangan memberikan pakan, serta menjaga kualitas keramba.
Hal senada juga disampaikan langsung Kepala DLH Kota Banjarmasin, Mukhyar bahwa terlalu banyak memberikan makanan terhadap ikan juga bisa mencemari sungai.
Apalagi kondisi air sungai yang kandungan kadar garam di dalamnya cukup tinggi, membuat kondisi ikan tidak bisa bertahan hidup lama. "Iyakan tak hanya dari airnya tapi dari pakannya pun bisa tercemar sehingga banyak ikan yang mati," terangnya.
Ia pun mengimbau kepada para petani ikan untuk bisa lebih memperhatikan dalam pola pemeliharaan ikan agar, tidak terulang kembali kejadian yang dapat merugikan. (arum/sip)
Pada tinjauan itu terlihat kondisi air sungai surut dan berwarna kuning kecoklatan dengan kadar garam di atas ambang batas. Sehingga membuat ribuan bibit maupun ikan siap panen mati dan petani mengalami kerugian besar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Banjarmasin Lauhem Mahfuzi, menjelaskan, selain faktor tingginya kadar garam, pola penangkaran ikan menurutnya melebihi kapasitas.
Seharusnya, kata dia, dalam satu keramba hanya memuat 200-300 ikan, sehingga oksigen yang dimiliki bisa mencukupi. "Ini kan dalam satu keramba diisi sampai 500 ikan siap panen dan 1.000 untuk bibit ikan," tegasnya.
Ia menerangkan pihaknya telah lama memberitahukan tata cara yang benar dalam membudidayakan ikan di tambak agar tidak terjadi kerugian besar terhadap para petani ikan.
Adanya kejadian seperti itu, ia berharap ke depannya para penambak ikan bisa lebih menjalankan teknis yang benar dalam pembudidayaan ikan. Seperti tidak sembarangan memberikan pakan, serta menjaga kualitas keramba.
Hal senada juga disampaikan langsung Kepala DLH Kota Banjarmasin, Mukhyar bahwa terlalu banyak memberikan makanan terhadap ikan juga bisa mencemari sungai.
Apalagi kondisi air sungai yang kandungan kadar garam di dalamnya cukup tinggi, membuat kondisi ikan tidak bisa bertahan hidup lama. "Iyakan tak hanya dari airnya tapi dari pakannya pun bisa tercemar sehingga banyak ikan yang mati," terangnya.
Ia pun mengimbau kepada para petani ikan untuk bisa lebih memperhatikan dalam pola pemeliharaan ikan agar, tidak terulang kembali kejadian yang dapat merugikan. (arum/sip)
Posting Komentar