DR Uhaib As'ad |
BERITABANJARMASIN.COM - Pengamat politik dan kebijakan publik dari FISIP Uniska MAB, DR Muhammad Uhaib As’ad mengatakan dinamika politik di Kalsel tahun depan akan semakin lincah. Ia mengingatkan, gelaran demokrasi ini jangan sampai berubah menjadi arena pasar gelap yang dikontrol penguasa kapital.
Disebutkannya, akan ada tujuh kabupaten/kota yang memilih kepala daerah, sekaligus pemilihan gubernur. "Di sini nantinya dikhawatirkan akan ada arena pasar gelap demokrasi yang digerakkan penguasa kapital menjadi kontestasi yang syarat politik uang," ujarnya mewanti-wanti, Rabu (30/10/2019).
Ia pun menyebut adanya kemungkinan para "bos-bos lokal" yang punya kepentingan secara politik dan ekonomi menjadikan seseorang penguasa daerah dengan harapan tertentu. Sepertu pertukaran kepentingan bagi kedua belah pihak. Sehingga akan terjadi relasi antara penguasa dan pengusaha untuk menguasai sumber-sumber ekonomi negara. "menguasai sumber politik untuk kepentingan kekuasaan," ucapnya.
Selain itu pragmatisme masyarakat dianggapnya menjadi penentu kemenangan seseorang dengan cara bagi-bagi uang. Bahkan ia mengklain, menurut survei di Banjarmasin 64 persen pemilih memilih karena politik uang.
"Hal inilah yang menjadi persoalan demokrasi kita, bagaimana kontestasi politik lokal di Kalsel 2020 agar diminimalisir, dikurangi lah praktek-praktek politik uang," tegasnya.
"Bukan sekadar menampilkan demokrasi prosedural atau demokrasi formalistik tetapi kita harus jauh melangkah belajar menciptakan kualitas demokrasi subtantif,"harapnya. (fitri/puji)
Posting Komentar