BERITABANJARMASIN.COM - Ada yang tak biasa dengan pencukur rambut pria (Barberman) ini. Bagaimana tidak, yang ia cukur bukan rambut pria biasa melainkan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Saat jurnalis Beritabanjarmasin.com temui, sang barberman, bernama Asfiani. Ia merupakan pemilik sekaligus bekerja di salah satu barbershop dengan nama "Cukur Rambut Borneo" yang ada di Samping Universitas Lambung Mangkurat, Kayutangi Banjarmasin.
Tergerak ingin membantu ODGJ yang ada di jalanan untuk merapihkan rambutnya ia bersama sahabatnya dengan menggunakan sepeda motor tua berboncengan menyisiri sepanjang jalan untuk mencari ODGJ yang akan dirapikan rambutnya.
"Kan ODGJ biasa rambutnya panjang saya langsung coba rapikan rambutnya agar ODGJ di Banjarmasin lebih rapi, karena mereka tidak bisa merapikan diri sendiri, kalo bukan kita yang normal yang membujuknya untuk merapikan rambutnya siapa lagi," ucapnya kepada Beritabanjarmasin.com, Senin (23/12/2019).
Saat menemukan ODGJ di jalan langsung ia berhenti dan menghampiri. Langkah yang pertama ia lakukan untuk merayu ODGJ tersebut dengan memberikan minuman dan mengajaknya berkomunikasi. Kemudian jika ODGJ tersebut mau diajak berkomunikasi artinya ia mau untuk dipotong rambutnya namun sebaliknya jika hanya diam saja dan bahkan sampai marah menandakan ia tidak mau untuk dipotong rambutnya.
"Pendekatannya dikasih minum, rokok, ngobrol, kalo yang mau diajak ngobrol insya Allah mau dipotong rambutnya, tapi kalo dia ngga mau diajak ngobrol pada saat pertemuan pertama pasti susah," tuturnya.
Memang tidak setiap hari ia berkeliling mencari ODGJ, biasa ia lakukan satu kali dalam seminggu dan bahkan jika tidak mendapatkan ODGJ dalam satu hari tersebut, ia mencarinya mulai hari Selasa sampai Jumat. "Pernah ngga dapat dan lebih banyak ngga dapat, jadi kami mencari mulai hari Selasa sampai Jumat, harus dapat lah dalam seminggu itu," ungkapnya.
Saat Asfi berhasil menemukan ODGJ yang mau dirapihkan rambutnya ia mrasa bahagia dan dengan cekatan memotong rabut ODGJ tersebut. Selain memotongkan rambutnnya, ia juga menggantikan baju ODGJ tersebut denga baju yang ia bawa khusus utuk para ODGJ yang sudah dirapihkan rambutnya. "Ia biasanya kalo susah dirapikan kami gantikan bajunya sama celana, tapi tadi kekecilan celananya jadi bajunya saja yang diganti," tuturnya.
Untuk baju merupakan pemberian dari teman-trman yang memberikan donasi kepada mereka yang igin membatu. "Kita terima donasi juga," terangnya.
Menurut penuturannya selama menjalankan profesi sampingan yaitu membantu merapikan rambut ODGJ banyak pengalaman dan pelajaran yang ia dapatkan seperti merasa ada kebahagiaan tersendiri apabila bisa membujuk ODGJ untuk dirapikan rambutnya begitu juga sebaiknya apabila tidak mendapatkan ODGJ yang tidak mau dirapikan rambutnya satu pun disitu ia merasa sedih. "Senangnya kalau mereka mau dicukur, digatiin bajunya rasa bahagia, kan tidak semua orang bisa melakukan seperti itu," ungkapnya.
Asfi menjalani profesinya menjadi Barberman sudah empat tahun, sedangkan untuk kegiatan sosial mencukur rambut ODGJ baru empat bulan dan sudah mencukur 12 ODGJ. Keahlian mencukur rambut ia dapat saat bekerja di salah satu Barbershop yang ada di Banjarmasin. "Pernah ikut orang di Barbershoop di Banjarmasin," jelasnya.
Ia berharap ke depan semoga usaha Barbershop yang ia jalani bisa sukses, tetap semangat untuk mencari ODGJ yang mau dirapikan rambutnya dan bisa dapat lebih banyak lagi mendapatkan ODGJ dalam satu bulannya.
"Ke depan kalau bisa sukses dan ada rezeki lebih, bisa membantu ODGJ tersebut untuk kita bawa ke rumah sakit dan kita juga ingin mengajari keluarga yang tidak mampu untuk belajar memotong rambut secara gratis," harapnya.
Bukan hanya ODGJ yang ia rapihkan pedagang asongan dan gelandangan pun turut menjadi sasarannya, hanya saja lebih banyak untuk ODGJ yang ia rapikan rambutnya. (Fitri/Puji)
Posting Komentar