BERITABANJARMASIN.COM- Berjualan BBM eceran adalah profesi yang digeluti Mistam Johansyah selama 50 tahun bersama sang istri, Jamilah demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Tidak hanya itu, Mistam juga memiliki keterbatasan di kedua matanya yang sudah tidak bisa melihat lagi sehingga dibantu isterinya dalam beraktivitas termasuk berjualan bensin. Meski begitu tidak menyurutkan semangatnya untuk mencari nafkah yang halal.
Mistam Johansyah, kakek penjual BBM cacat mata sejak balita. "Mata saya ini dulu hanya sebelah yang buta. Sebelahnya lagi baru sekitar lima tahun menyusul tidak bisa melihat," ungkapnya kepada Beritabanjarmasin.com, saat ditemui di Jalan Ahmad Yani Km 3,5 Gang Melati, Banjarmasin, Senin (25/2/2020)
Saat jurnalis Beritabanjarmasin menghampiri saat itu suasana sepi pembeli, Mistam dan isteri tengah duduk menanti pembeli datang.
Mistam menceritakan betapa sulitnya ia mendapatkan modal untuk berjualan BBM, karena mereka hanya mengandalkan dari berjualan BBM untuk penghasilan sehari-hari yang hanya sedikit.
"Sempat tidak buka karena tidak ada modal dan kemudian pinjam di koperasi untuk bisa berjualan lagi," tuturnya.
Namun koperasi hanya bisa memberikan pinjaman sebanyak 300 ribu dan itu pun yang diterima hanya 270 ribu saja karena ada potongan yang lainnya dan dibayar 15 ribu setiap hari oleh Mistam selama 24 hari lamanya baru bisa lunas.
Sementara itu, untuk modal berjualan BBM memerlukan modal Rp500 ribu dengan untung Rp60 ribu jika habis semua.
Sedangkan untuk penjualan perhari tidak menentu kadang ramai kadang sepi."Biasanya kalo rame bisa sampai 40 litar sehari tapi kalo sepi paling 10 litar," bebernya.
Karena keterbatasan modal Mistam dan isteri hanya bisa menjual BBM Pertalite dan Pertamax yang ia beli dengan harga Rp 86 ribu dan dijual per liter Rp 9 ribu untuk Pertalite dan Rp 10 ribu Pertamax dengan untung Rp 500 rupiah per liternya. "Pengennya bisa jual bensin juga biar lengkap pas orang mencari bensin ada juga," terangnya.
Mistam dan isteri berharap pemerintah lebih memperhatikan masyarakat kecil seperti dirinya untuk bisa dengan mudah mendapatkan modal agar bisa membesarkan usahanya. "Kita berharap ada perhatian pemerintah lah ya biar kita bisa mengembangkan usaha lagi," pungkasnya.
Mistam dan istri Jamilah berjualan dari pagi pukul 5.00 wita sampai pukul 17.00 sore. (Fitri/Puji)
Posting Komentar