BERITABANJARMASIN.COM - Kota Banjarmasin menjadi salah satu daerah penyumbang inflasi di Kalsel. Inflasi di Kalsel didorong dari sektor komoditas.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Prov Kalsel Pada Bulan Februari 2020 inflasi tercatat turun sebesar 0,08% (mtm), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 0,30%. Sebagaimana rilis yang diterima media ini.
Penurunan ini terutama didorong oleh lebih rendahnya inflasi kelompok makanan, minuman, tembakau serta kelompok perlengkapan dan peralatan rumah tangga (RT).
Secara tahunan, inflasi Kalsel pada Februari 2020 tercatat sebesar 3,28% (yoy), lebih tinggi dibanding inflasi tahunan Januari 2020 (3,07% yoy). Pencapaian inflasi Kalsel masih berada dalam sasaran inflasi nasional 2020 sebesar 3,0±1%.
Inflasi nasional pada Februari 2020 tercatat sebesar 0,28% (mtm), dengan demikian inflasi Kalsel (0,08% (mtm) lebih rendah dibanding inflasi nasional. Inflasi daerah Kalsel tahun 2020 diprakirakan terkendali sesuai sasaran inflasi nasional yaitu 3,0±1%.
Berdasarkan kelompoknya, inflasi Kalsel terutama bersumber dari inflasi kelompok kesehatan sebesar 1,48% (mtm), diikuti kelompok bahan makanan sebesar
0,44% (mtm).
Sementara rendahnya permintaan angkutan
udara menyebabkan kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar -1,11%.
Komoditas penahan inflasi Kalsel pada Februari 2020 antara lain adalah angkutan udara, bensin, dan ikan kembung. Sementara komoditas pendorong inflasi antara lain adalah bawang putih, ikan gabus, dan obat dengan resep.
Terdapat tiga kota penghitung inflasi di Kalsel,
yaitu Banjarmasin, Tanjung dan Kotabaru. Pada Februari 2020 Kota Banjarmasin mengalami deflasi sebesar 0,02% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,25% (mtm). Kota Tanjung inflasi sebesar 0,91% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 0,43% (mtm). Sedangkan Kotabaru inflasi sebesar 0,30% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 0,68% (mtm).
Faktor pendukung penurunan inflasi 2020 yaitu cuaca yang lebih baik, program peningkatan produksi pertanian, dan penguatan koordinasi TPID di antaranya melalui implementasi Roadmap Pengendalian Inflasi dan kerjasama
antardaerah, serta perluasan jaringan Toko Tani Indonesia, Rumah Pangan Kita, Ewarong, dan kanal distribusi lainnya serta kegiatan pasar murah/operasi pasar. (maya/sip)
ilustrasi: pixabay
Posting Komentar