BERITABANJARMASIN.COM - Banyaknya beredar berita hoax di tengah Pandemi Covid-19 saat ini oleh oknum tidak bertanggung jawab dirasa perlu tindakan tegas dari pemerintah.
Praktisi IT Banua, Andi Riza Syafarani memaparkan sejak tahun kemarin ranking Literasi PISA menunjukkan Indonesia berada di posisi 74 dari 79 negara. Menurutnya hal di atas bukan persoalan sepele karena krisis literasi artinya banyak orang yang bisa membaca tapi sulit mencerna isi bacaannya.
Terbukti saat situasi politik maupun pandemi Covid-19 ini banyak hoax bertebaran. Bahkan yang berpendidikan tinggi juga ikut terjebak menyebar hoax. "Saya pikir perlu adanya edukasi menyeluruh tentang hoax ini, utamanya ke tokoh-tokoh masyarakat," jelasnya.
Dirinya menuturkan keprihatinan saat membaca WAG (WhatsApp Group) Ibu-ibu yang banyak sekali hoax dishare tanpa ada usaha mencari klarifikasinya." Asal beritanya heboh, langsung pada percaya," ujar dia.
Untuk klarifikasi hoax maupun penindakannya dinilainya sudah cukup lengkap instrumennya. Mulai dari UU ITE, sampai ke upaya media dan Komunitas Masyarakat Anti Hoax sudah sering melakukan debunk hoax, disinformasi, dan misinformasi yang beredar di masyarakat.
"Seharusnya sumbernya yang ditindak tegas, hukum harus adil dan merata untuk semua warga. Buzzer penyebar hoax adalah sumber pembodohan bagi rakyat Indonesia," tandasnya. (maya/sip)
Posting Komentar