Kisah Guru di Kalsel, Berjibaku dengan Zoom, Youtube dan Wifi Selama Mengajar Daring | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Minggu, 09 Agustus 2020

Kisah Guru di Kalsel, Berjibaku dengan Zoom, Youtube dan Wifi Selama Mengajar Daring

BERITABANJARMASIN.COM - Para siswa di Indonesia menjalani sistem belajar di rumah sejak 19 Maret 2020. Kebijakan ini ditetapkan pemerintah sebagai langkah mengurangi penyebaran Covid-19.

Lantaran baru pertama kali diterapkan secara serentak, sistem belajar di rumah menjadi pengalaman baru bagi guru dan murid, termasuk wali murid. Banyak suka dan duka yang ia alami. 

Hal ini yang dirasakan seorang guru Matematika di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Banua Kalsel, Wiwid Wulandari mengatakan membuatnya harus lebih melek teknologi. 

"Karena sejauh ini pembelajaran yang dulunya hanya tatap muka dengan presentasi atau penjelasan di papan tulis. Sekarang harus berubah metode yang pastinya berkaitan dengan teknologi," katanya.

Dimana guru dituntut untuk mampu memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami untuk siswa-siswinya. 

Berbagai persiapan pembelajaran dilakukan Wiwid untuk pembelajaran yang lebih maksimal, mulai dari menyiapkan materi mengajar dengan membuat video pembelajaran yang diunggah ke youtube, kemudian penggunaan platform seperti zoom untuk video conference selama mengajar dan desain pembelajaran yang harus sesuai dengan kondisi saat ini. 

"Awalnya memang terasa berat, karena sebelumnya belum pernah mengalami kondisi seperti ini. Perlu banyak belajar dari youtube dan mengikuti webinar agar bisa terbuka mencari solusi yang pas untuk mengajar siswa di kondisi saat ini. Alhamdulillah, sekarang sudah mulai terbiasa," ungkapnya.

Acap kali jaringan internet yang tidak stabil menghambat proses pembelajaran saat menggunakan video conference. Bukan hanya guru bahkan para siswa juga mengalami hal yang sama, terlebih siswa berasal dari berbagai daerah yang memiliki koneksi jaringan berbeda-beda.

"Selain itu, karena bidang yang saya ajar adalah matematika. Maka penjelasan melalui video conference sangat penting agar siswa dapat paham betul apa yang dijelaskan. Namun, karena setiap pemahaman siswa berbeda tentu ada kendala saat mengajar," tuturnya.

Jika dengan tatap muka biasanya bisa berkeliling dan mengamati siswa mengerjakan soal secara langsung. Namun, jika melalui online tidak dapat melihat mereka mengerjakan dari awal, melainkan hanya dapat mengoreksi jawaban siswanya yang dikirim melalui grup diskusi.

"Biasanya masih ada yang malu. Sehingga, menjadi kendala dalam pembelajaran. Untungnya sekarang banyak media yang bisa digunakan seperti youtube, sehingga bisa memudahkan saya untuk memberikan pemahaman lebih ke siswa terkait materi pelajaran," ujarnya.

Jam belajar dan jam istirahat juga diterapkan di rumah layaknya ketika sedang di sekolah. Mereka konsisten melakukan sistem belajar secara daring setiap Senin sampai Sabtu.

"Jika di sekolah saya pembelajaran dimulai dari pukul 8.00 Wita - pukul 4.00 Wita. Dengan estimasi waktu pembelajaran satu jam pelajaran setara 45 menit. Siswa setiap hari Senin sampai Jumat belajar daring dari pukul 8.00 Wita - pukul 4.00 Wita, sedangkan hari sabtu hanya sampai pukul 1.00 Wita saja," kata ia.

Meskipun menurutnya banyak aplikasi yang mendukung proses mengajar. Namun, Wiwid lebih menyukai pembelajaran tatap muka. Ia berharal pandemi Covid-19 segera berakhir.

"Tetap menurut saya pembelajaran tatap muka lebih nyaman. Karena jika melalui daring agak sulit mendeteksi karakter siswa dan karena kemampuan siswa yang berbeda-beda maka perlu effort lebih agar bisa membantu mereka," pungkasnya.(Fitri/Puji)

foto: shutterstock

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner