BERITABANJARMASIN.COM - Bank Kalsel menargetkan diri menjadi Bank Devisa. Hal ingin dicapai dengan target ini yakni dapat membuka pelayanan transaksi impor dan ekspor barang seperti batubara di Bank milik banua sendiri.
"Jika tercapai, Bank Kalsel dapat melayani transaksi ekspor impor batubara di banua yang biasanya harus melalui bank lain,"ujar Direktur Utama Bank Kalsel, Agus Syabarrudin.
Saat ini Bank Kalsel sendiri sudah menyandang
predikat Peringkat Komposit 2 (PK-2), oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinyatakan sebagai Bank Sehat. Dengan predikat yang didapat tersebut pihaknya meyakini mampu menjadi Bank Devisa.
Kendati demikian hingga hari ini (10/9/2020) Bank Kalsel masih melalui proses untuk mewujudkan mimpi tersebut. Bank ini harus memiliki modal inti sebesar Rp3 Triliun sedangkan saat ini hanya memiliki sekitar Rp1,8 triliun.
Selain itu, Bank Kalsel juga harus mempertahankan penyandang predikat Peringkat Komposit 2 (PK-2), selama 3 kali berturut-turut dalam waktu 18 bulan.
Disampaikannya, ia bersama-sama seluruh karyawan Bank Kalsel terus berupaya melakukan perbaikan dan perubahan ke arah lebih baik lagi untuk meningkatkan perekonomian banua.
"Agar bisa melayani transaksi perekonomian di banua melalui bank kita sendiri,"sambungnya usai Rapat Dengan Komisi II DPRD Kalsel.
Keuntungan yang didapat sebagai bank devisa tentu akan dapat melayani transaksi internasional, investor yang melakukan investasi dari berbagai negara di belahan dunia. (maya/sip)
Posting Komentar