BERITABANJARMASIN.COM - Nelayan termasuk kelompok yang terimbas dampak pandemi Covid-19, harga ikan yang menurun drastis hingga harus menunda panen karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pun harus dilakukan.
Namun, kini aktivitas para Nelayan sudah berangsur pulih kembali. Seperti yang diungkap oleh Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel Muhammad Fadheli kepada BeritaBanjarmasin.com.
"Alhamdulillah untuk kegiatan tangkap kita dalam hal ini para nelayan sudah bisa bekerja seperti biasa," ungkapnya pada Kamis (8/10/2020).
Kini hasil tangkapan para nelayan sudah bisa terakomodir, bisa didistribusikan ke Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Sebelumnya para nelayan maupun pembudidaya ikan kesulitan untuk menjual hasil tangkapannya sehingga harus menunda penjualan.
"Jadi mereka pada saat PSBB mau menjual kemana orang banyak di rumah sehingga rugi kalo mereka lempar ke pasaran," tuturnya.
Sejak PSBB di Kalsel sudah tidak diberlakukan lagi masyarakat sudah mulai ramai kembali beraktivitas di pasar. Sehingga para nelayan maupun pembudidaya ikan sudah kembali menjual ke pasar.
Selain para nelayan dan pembudidaya ikan yang mengalami dampak pandemi Covid-19 yang sekarang berangsur pulih, para pengolah hasil perikanan juga perekonomiannya kembali berjalan.
Hal ini lantaran sudah banyaknya masyarakat yang berkunjung rekreasi sehingga bisa membeli hasil olahan seperti amplang, ikan asin dipinggir jalan, sudah mulai dibeli lagi oleh masyarakat yang melakukan wisata perjalanan.
"Alhamdulillah untuk terakhir ini sudah mulai lagi ekonomi kelautan perikanan bertumbuh," ujarnya.
Tidak hanya itu, bantuan yang rencananya akan diberikan kepada para nelayan, kegiatan budi daya, maupun kegiatan pengolahan pada 2020 harus tertunda karena anggaran digunakan untuk penanganan Covid-19.
"Jadi kawan-kawan yang rencananya menerima di tahun 2020 kemaren maka kita akan anggarkan ulang di tahun 2021," tutupnya.(Fitri/Puji)
Posting Komentar