BERITABANJARMASIN.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim dalam sambutannya yang dibacakan Pj Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar mengatakan peringatan Hari Guru ke-75 tahun 2020 sangat berbeda dari tahun sebelumnya.
Dimana sistuasi pandemi ini sekolah harus tutup sehingga para guru dan siswa melakukan proses belajar mengajar dari rumah. Hal ini dilakukan agar kita bisa menjaga diri dari potensi terkena virus sekaligus memutus rantai penularan Covid-19.
"Data Unesco mencatat lebih dari 90 persen atau di atas 1,3 miliar populasi siswa global harus belajar dari rumah. Hampir satu generasi di dunia terganggu pendidikannya," ungkapnya, Rabu (25/11/2020).
Di tengah situasi sulit ini tentu banyak yang merasa tidak nyaman dan tidak berdaya, bahkan ingin menyerah dan mengeluh. Namun, para guru terus memilih bangkit dan berjuang.
"Itu karena keyakinan bahwa kita tetap bisa mengupayakan keberlanjutan pembelajaran bagi murid-murid yang kita cintai walau dengan segala keterbatasan," ujarnya.
Selain itu, menurutnya banyak pemangku kepentingan di bidang pendidikan yang bahu-membahu, bergotong royong, mengatasi kompleksitas situasi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Seperti peran orang tua yang begitu aktif terlibat mendampingi anaknya saat belajar dari rumah. Ayah dan ibu bahu-membahu memberikan motivasi, menemani belajar, bahkan turut pula menjadi guru bagi anak-anaknya.
Kemudian jutaan guru Indonesia turut serta dalam ribuan webinar dan pelatihan daring. Guru-guru Indonesia giat dan aktif mencari solusi terbaik demi berlangsungnya pembelajaran di masa pandemi.
"Saya berharap seluruh insan pendidikan menjadikan situasi pandemi ini sebagai laboratorium bersama untuk menempa mental pantang menyerah dan mengembangkan budaya inovasi," pungkasnya. (fitri)
Posting Komentar