BERITABANJARMASIN.COM - Provinsi Kalsel November lalu mengalami Inflasi lebih tinggi dari pada bulan sebelumnya. Meskipun begitu, secara keseluruhan inflasi Kalsel tahun 2020 diprakirakan lebih rendah dari batas bawah sasaran inflasi nasional sebesar 3,0±1%.
Berdasarkan perkembangan terkini ekonomi Kalsel yang dirilis Bank Indonesia Kalsel pada (14/12/2020), Kalsel mengalami inflasi pada Bulan November sebesar 0,69% (mtm) dan 0,88% (ytd) serta 1,31% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, Kalimantan mengalami inflasi sebesar 0,45% (mtm), 0,97% (ytd) dan 1,31% (yoy). Secara nasional, inflasi pada November 2020 sebesar 0,28% (mtm), 1,23% (ytd) dan 1,59% (yoy).
Berdasarkan komoditas pendorong inflasi, bersumber dari angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras dan bahan bakar rumah tangga. Adapun komoditas yang menahan inflasi dengan andil terbesar adalah emas perhiasaan, sepeda motor, kacang panjang, bayam dan ikan tongkol.
Berdasarkan kelompoknya, inflasi Kalsel pada November 2020 terutama bersumber dari kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,52% (mtm), transportasi sebesar 1,22% (mtm) dan makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,22% (mtm).
Kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi sejalan dengan peningkatan belanja terutama mendekati momen HBKN Natal 2020 dan tahun baru 2021.
Kelompok transportasi mengalami inflasi didorong oleh bahan bakar rumah tangga (BBRT) dan peningkatan tarif angkutan udara seiring dengan peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat.
Adapun inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau didorong oleh peningkatan harga komoditas daging ayam ras, bawang merah dan telur ayam ras. (maya/sip)
Ilustrasi: menixnews
Posting Komentar