BERITABANJARMASIN.COM - Stunting di Kalsel menjadi perhatian serius Komisi II DPRD Kalsel hingga hari ini (7/12/2020) lantaran masuknya Provinsi ini dalam 10 besar yang memiliki angka tertinggi stunting di Indonesia.
Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Imam Suprastowo menerangkan stunting terjadi bisa dikarenakan masyarakatnya kekurangan makanan atau mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, khususnya ibu hamil sehingga bayinya mengalami kekurangan gizi.
Menurut Imam hasil pertanian untuk cadangan pangan Kalsel seperti beras, daging unggas, dan telur sudah mencapai surplus. Sedangkan yang masih kurang yaitu daging yang berasal dari ruminansia (hewan pemamah biak seperti sapi dan kambing).
"Hari ini kita sedang mengupayakan agar Kalsel bisa lepas dari 10 besar stunting di Indonesia, salah satunya dengan mencontoh penerapan Pasar Mitra Tani yang dikelola oleh Dishanpan Jateng," ujarnya saat berkunjung ke Dishanpan Prov. Jateng.
Secara umum, Pasar Mitra Tani sama seperti pasar pada umumnya namun difasilitasi oleh Dishanpan Jateng dengan memanfaatkan halaman kantor yang luas untuk dijadikan lokasi pasar guna pengendalian sekaligus pengawasan terhadap mutu hasil pertanian yang diperjualbelikan di pasar tersebut.
Senada, Anggota Komisi II DPRD Kalsel Aris Gunawan menambahkan stunting terjadi tidak lepas dari pengaruh tingkat ekonomi masyarakat yang masih rendah. Dia mencontohkan nelayan di Kotabaru yang cenderung menjual ikan segar hasil tangkapannya dan rela memakan ikan yang kualitasnya kurang bagus atau malah tidak mengkonsumsi ikan sama sekali karena hasil terjual.
"Saya berharap Dishanpan Kalsel dapat lebih sering melakukan monitoring ke kabupaten/kota di Kalsel, dalam rangka menjamin ketersediaan pangan maupun mutu pangan masyarakat," pintanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Suparno mengatakan pada prinsipnya Dishanpan Kalsel selain menjaga ketersedian pangan selama 3 (tiga) bulan ke depan juga mendistribusikannya hingga sampai ke tingkat perorangan termasuk dalam menstabilkan harga pangan.
Terkait upaya percepatan penyelesaian stunting di Kalsel, khususnya di Kabupaten Barito Kuala, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten Kotabaru, Suparno mengatakan pihaknya di tahun 2021 selain akan melakukan sinkronisasi program dengan Pemerintah Pusat juga akan melakukan pengawasan ketat terhadap bahan makanan pokok, serta mendorong peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi ikan segar dan sayuran sehat. (maya/sip/rilis).
Posting Komentar