BERITABANJARMASIN.COM - Melonjaknya harga cabai rawit di pasaran disebabkan curah hujan yang tinggi. Tanaman cabai rentan rusak dan busuk.
"Tak sampai menunggu merah petani sudah memanennya," ungkap Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Birhasani kepada BeritaBanjarmasin.com, Sabtu (2/01/2021)
Birhasani mengatakan kenaikan harga cabai tidak hanya di Kalsel, tetapi secara nasional juga mengalami kenaikan sejak Desember 2020. Kenaikan harganya pun berbeda seperti mulai dari kisaran 10 hingga 20 persen tergantung jenis cabai.
Tidak hanya harganya saja bahkan menurut pantauan Jurnalis Beritabanjarmasin.com di Pasar Lama Banjarmasin, terlihat langka hanya beberapa pedagang saja yang menjual.
Saat ditanya, beberapa pedagang mengaku tak berani untuk menjual dikarenakan harganya sangat mahal untuk cabai rawit harganya naik menjadi Rp120 ribu per kilogramnya.
"Cabai merah harganya mahal karena susah didapat dan pasokan ke pasar pun berkurang, sementara permintaan pasar tetap stabil akibatnya harga jadi mahal, bahkan sebagian mengalami gagal panen," terang Birhasani.
Menurutnya kondisi ini diperkirakan akan segera berangsur normal seiring telah berlalunya Natal dan tahun baru.
"Diminta masyarakat tidak melakukan aksi borong, hemat dan beli sesuai keperluan, pedagang tidak menaikan harga secara tidak wajar," ujarnya. (fitri/sip)
Posting Komentar