BERITABANJARMASIN.COM - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dianggap tidak efektif jika tidak didasari oleh analisa situasi dari kondisi yang terjadi di daerah tersebut.
"Karena strategi penanggulangan yang efektif, pada prinsipnya adalah yang paling cocok dengan situasi kita, bisa dilakukan mandiri maupun modifikasistrategi daerah lain maupun strategi pusat," ungkap Dirut Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum (RSJ Sali), dr IBG Dharma Putra MKM, Selasa (12/1/2021).
Selain itu, menurutnya setiap daerah harus mandiri dan berpola pikir terbuka, agar tidak terpaku serta terbelenggu pada strategi yang diterapkan di pusat saja. "Pada prinsipnya perintah dari pemerintah pusat, seharusnya dijalankan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi daerah kita," tuturnya.
Oleh karena itu, menurutnya ada beberapa hal yang harus dilihat dan dijadikan dasar pelaksanaan pencegahan penularan, yakni dimulai dari jumlah testing yang sudah dilakukan.
Dimana WHO menyarankan kita harus bisa melakukan testing terhadap 1 orang penduduk dari setiap 1.000 penduduk dalam setiap minggunya,
"Artinya diperlukan 1.000 testing untuk setiap sejuta penduduk dalam setiap minggunya. Angka tersebut juga berarti, diperlukan 100 sampai dengan 150 testing untuk setiap sejuta penduduk di setiap harinya," bebernya.
Selanjutnya, kata dia, jika jumlah testing sudah dipenuhi, maka angka positif rate, yaitu jumlah testing positif dibandingkan dengan seluruh testing yang dilakukan bisa hitung bersama, jika hasilnya dibawah 5 persen berarti daerah tersebut dalam kondisi aman dan boleh menyiapkan kehidupan dalam kondisi normal baru.
"Kondisi diatas, dapat diartikan bahwa didalam kehidupan normal baru, akan ditemukan test dengan hasil yang positif terbanyak sebesar 5 persen, berarti secara absolut, akan ada 50 kasus dalam setiap sejuta penduduk," ujar dia.
Dengan demikian prediksi kasus Covid terbanyak disuatu daerah tertentu, dapat diprediksi oleh Masing-masing daerah yang bersangkutan, dan sekaligus dapat diantisipasi pemenuhan kebutuhan maksimal penyelesaian pandemi Covid-19 di daerah tersebut.
"Gambaran epidemiologi covid di masing masing wilayah, tentunya sudah mulai bisa terlihat. Tidak hanya besaran masalahnya tetapi juga distribusinya menurut orang, tempat dan waktu," pungkasnya.
Untuk itu, kata dia perlu dibuat sistem pencatatan dan pelaporan yang benar dan baik, yang dapat diakses secara luas serta terbuka sebagai awal dilakukannya analisa situasi bersama dalam menemukan strategi penanggulangan Covid-19 yang paling pas. (fitri/sip)
foto: mediaindonesia
Posting Komentar