BERITABANJARMASIN.COM - Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kalsel, Birhasani mengungkapkan harga telur dan daging ayam ras mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga stok menipis di sejumlah wilayah Kalsel.
Seperti di Banjarmasin harga telur ayam ras naik hingga sekitar Rp25.000 sampai Rp26.000 per kilogramnya, sedangkan harga daging ayam ras naik sampai Rp38.000 bahkan sampai Rp40.000 per kilo gram dari harga awal Rp35.000 per kilogram.
"Di daerah lain begitu juga Banjarbaru, Martapura, ada juga sebagian sayur seperti cabai juga sedikit kenaikan," ungkapnya kepada Beritabanjarmasin.com, Kamis (21/1/2021).
Birhasani mengatakan produsen utama telur dan daging ayang ras 80 persennya ada di Kalsel, yaitu di Kabupaten Tanah Laut, sementara itu kondisi Kalsel saat ini tengah dilanda banjir yang menyebabkan sulitnya pendistribusian. "Bayangkan sementara Tanah Laut tidak bisa mensuplai Banjarmasin, Banjarbaru, Martapura, dan Batola. Tergantung sekali kita dengan Tanah Laut," ujar dia.
Menurutnya hal Ini dapat menjadi pelajaran bagi daerah lain agar bisa mandiri, dengan menyediakan peternakan ayam di daerah-daerah, sehingga saat terjadi permasalahan seperti saat ini bisa mandiri untuk mencukupi.
"Kalau telur ayam mahal pindah ke telur bebek, atau ikan masih normal harganya. Telur bebek amuntai masih melimpah khususnya kawan-kawan di Banua Anam pindahlah ke telur itik," imbaunya.
Birhasani juga mengungkapkan pedagang terpaksa menaikan harga lantaran biaya angkut naik akibat banjir. Dimana sebelumnya para pedagang hanya mengeluarkan ongkos Rp 1 juta rupiah untuk satu truk bapok saat ini para pedagang harus merogoh kocek lebih dalam.
"Jalannya macet lambat perlu bensin dan solar yang lebih banyak. Kemudian supirnya lebih lelah menunggu akhirnya biaya angkutan naik. Mau tidak mau pedagang menaikan harga," paparnya.
Harga daging dan telor ayam ras ditingkat peternak normal yang mendorong naiknya harga adalah biaya angkutan dalam kondisi banjir harus menempuh jalan yang biasa 60 kilo meter sekarang harus menempuh jalan hingga ratusan kilo meter untuk mencari jalan alternatif. (fitri/sip)
foto ilustrasi: riau1.com
Posting Komentar