BERITABANJARMASIN.COM - Berprofesi sebagai perajin sasirangan pewarna alam, Riza Aspihani mengaku senang dengan digelarnya festival kebudayaan yang dilaksanakan di kawasan Siring 0 KM.
Riza memaparkan bahwa usaha yang digelutinya puluhan tahun silam itu, akhirnya kembali bisa dipajang pada stand acara.
"Alhamdulillah akhirnya sudah mulai ada kegiatan lagi," tuturnya, Sabtu (23/10/2021).
Pria berusia 43 tahun ini juga menyampaikan meski sulit dalam pemasaran hasil kerajinannya, namun ia terus semangat mengembangkan usaha yang merupakan warisan budaya Banjar.
Pembuatan sasirangan sendiri ujarnya lagi, menggunakan asli tumbuh tumbuhan agar tidak menimbulkan pencemaran atau menimbulkan limbah yang dapat membahayakan masyarakat. "Ini juga instruksi Pak Wali untuk menggunakan pewarna alam," imbuhnya.
Proses pembuatannya sendiri untuk dikain bisa memakan waktu satu minggu, karena harus melalui berbagai metode pengolahan.
Mulai dari pengukusan dedaunan, penghancuran hingga pengeringan untuk mendapatkan hasil yang bagus saat ditempel dikain. "Karena pembuatan pada kain jauh lebih sulit dari pada ke media kertas," terangnya.
Kendati demikian, ia terus berupaya mengembangkan usaha pembuatan sasirangan secara alami. Untuk bisa menjaga keasrian dan kelestarian kebudayaan banjar. (arum/sip)
Posting Komentar