BERITABANJARMASIN.COM - Pada awal pandemi pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak sangat menurun di Kalsel. "Karena tenaga kita terbatas," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kalsel, Nurul Ahdani, Rabu (13/10/2021).
Disamping itu, dikatakan Nurul, pengetahuan masyarakat serta kurangnya edukasi ke arah penaggulangan Covid-19 belum maksimal.
Seperti masyarakat takut untuk kontak langsung dengan bidan, hal ini karena yang masyarakat tau bahwa penularan Covid-19 terjadi saat kontak langsung.
Sedangkan bidan maupun petugas kesehatan banyak yang melakukan kontak langsung dengan pasien Covid-19 baik yang ada di puskesmas maupun di rumah sakit. "Sehingga masyarakat umum yang sudah kontak dengan bidan enggan memeriksakan kehamilanya ke bidan," ujarnya.
Akibatnya terjadi kasus seorang ibu hamil yang mengalami kelainan dalam kehamilannya disebut keracunan kehamilan. Lebih lanjut, kasus keracunan kehamilan menurutnya dapat dicegah dengan cara dipantau setiap waktu yakni dengan memeriksakan kehamilan secara rutin. "Di awal pandemi 2020 saat puncaknya kasus," bebernya.
Dibanding tahun lalu, saat ini jauh lebih baik meskipun tetap harus menerapkan prokes ketat. Bahkan saat ini sudah ada instruksi meskipun dimasa Pendemi Covid-19 semua ibu hamil wajib dilayani oleh tenaga kesehatan dan tidak boleh menolak meskipun dalam keadaan terpapar Covid-19. "Saat dilakukan tes PCR maupun antigen hasilnya positif tetap wajib dilayani dengan prokes pelayanan ibu hamil," terangnya.=
Untuk saat ini seluruh puskesmas maupun rumah sakit di daerah sudah dilengkapi APD, bahkan petugas kesehatan juga harus datang door to door saat ibu hamil tidak datang memeriksakan ke puskesmas. (fitri/sip)
Posting Komentar