Adat Banjar Baparbaik ini bahkan tertuang dalam
dokumen negara Kesultanan Banjar, yaitu Pasal 21 Undang-Undang Sultan Adam:
"Tiap kampung kalau ada perbantahan isi
kampungnya itu tetuha kampungnya kusuruhakan membicarakan mufakat-mufakat lawan
yang tuha-tuha kampungnya itu, lamun tiada juga dapat membicarakan ikam bawa
kepada Hakim."
Sultan Adam sebagai Sultan Banjar saat itu
menyuruh kepada seluruh rakyat apabila ada sengketa untuk menyelesaikannya
secara mufakat atau lebih dulu tetuha kampung saling berunding mencari kata
mufakat. Saat proses baparbaik ini selesai, sering terjadi
pihak yang bersengketa bahkan akhirnya "baangkatan dingsanak" atau
saling meangkat saudara.
Penyelesaian lewat jalur hukum hanya akan diambil
apabila tidak tercapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
“Bila baasah parang di halaman urang”
“Adab beradat mengetuk pintu”
“Bila susah menyambung benang”
“Panggilah tuan yang paham ilmu”
(Datu Cendikia Taufik Arbain)
Karena adab kita urang Banjar bermaruah. Adab
nomor satu, urang Banjar kada mau diadu-adu.
Sumber : Instagram @kesultananbanjar_official
Posting Komentar