BERITABANJARMASIN.COM - Banjir yang terjadi awal 2021 di Kalsel mendapat perhatian penuh Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Dalam hal ini Kementerian KLHK RI melakukan ekspose hasil Kajian Pengamanan Lingkungan Hidup Berbasis Ekoregion Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sebagai solusi atas kejadian banjir yang menimpa Kalsel, yang menimbulkan kerugian cukup besar.
Sekretaris Daerah Prov Kalsel, Roy Rizali Anwar mengatakan dalam kajian dijelaskan berbagai rencana aksi pengamanan lingkungan hidup berbasis ekoregion.
Rencana aksi ini dimaksudkan mengurangi dampak kerusakan banjir serta memberikan strategi pengamanan lingkungan hidup di Kalsel.
Adapun strategi khusus yang akan dilakukan, menargetkan pada pengurangan luas genangan, lama genangan, kerugian ekonomi, dan menghilangkan kerugian nyawa.
Melihat dari hasil pemodelan banjir di DAS Barito yang terlah dilakukan berdasarkan Citra Sentinel, telah dapat dipetakan beberapa skenario dengan tingkat reduksi yang berbeda sesuai dengan intervensi yang dilakukan.
Kajian ini penting karena rencana aksi yang termuat didalamnya akan menjadi rekomendasi terhadap kebijakan daerah terkait pengamanan lingkungan hidup khususnya penanggulangan bencana banjir yang nantinya akan diintegrasikan pada rencana pola ruang, RTRW dan KLHS RPJMD Kalsel.
Upaya bersama yang telah dilakukan ini diharapkan terus terjalin dengan sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat agar target yang ditetapkan tercapai.
Melalui tahapan selanjutnya yang tidak kalah penting yakni pengakuan dari kementerian/lembaga lain terhadap kajian ini.“Saya harap kajian ini betul-betul mengurai permasalahan mendasar dari sebab terjadinya banjir di awal 2021 lalu,” ujar Roy, Jumat (12/11/2021) di Mahligai Pancasila, Banjarmasin.
Lebih lanjut, Pemprov Kalsel sudah melakukan berbagai upaya percepatan pemulihan lingkungan melalui beberapa kegiatan yang melibatkan berbagai sektor atau SKPD terkait.
Upaya dimaksud yakni penataan kembali fokus pemulihan kerusakan lingkungan, penetapan prioritas lokasi pemulihan kerusakan lingkungan, pemulihan secara vegetatif, pemulihan secara sipil teknis, dan pendekatn sosial, serta pendekatan umum.
Sekretaris Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK RI, Dr Hanif Faisol Nurafiq Shut MP mengatakan, tindak lanjut dari kegiatan, KHLK berharap ada langkah-langkah ambisius, karena kajian sudah dilakukan dengan tiga skala dan rencana aksinya.
“Pemerintah pusat mengharapkan langkah-langkah ambisius pemerintah provinsi dan kabupaten,” ujarnya.
Hanif mengatakan, kondisi Kalsel yang sangat rawan terhadap banjir perlu upaya-upaya nyata yang dibangun bersama-sama. Karena masalah banjir ini ditegaskan, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, namun harus menyeluruh dan melibatkan banyak pihak. (fitri/sip)
Posting Komentar