Kawal Pemilu 2024, Politikus Kalsel Diskusikan Buku Hukum Kepemiluan dan Format Sistem Kepartaian | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Sabtu, 06 November 2021

Kawal Pemilu 2024, Politikus Kalsel Diskusikan Buku Hukum Kepemiluan dan Format Sistem Kepartaian

BERITABANJARMASIN.COM - Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin gelar diskusi buku hukum kepemiluan dan format sistem kepartaian, karya DR Muhammad Effendy, di Rumah Alam Sungai Andai, Sabtu (6(11/2021). 

Dalam diskusi menghadirkan narasumber yakni, DR Muhammad Effendy (penulis Blbuku), Abdul Haris Makkie (mantan birokrat), DR Andin Sofyanoor (politisi), dan Berry Nahdian Forqan (aktivis dan politisi). 

Dalam cuplikan buku terbarunya tersebut dikatakan bahwa Undang-undang kepemiluan disusun berdasarkan kepentingan politik. Terkadang sangat kentara kepentingan politik mendominasi pasal-pasal yang ada pada undang-undang tersebut. 

Semakin disempurnakan Undang-undang, dimaksudkan agar pemilu atau pilkada terselenggara dengan jujur dan adil. Namun, upaya itu sering menemui kendala, kepentingan politik membuatnya menjadi samar l, multi tafsir dan sulit ditegakkan karena SDM yang tidak memadai. 

“Buku yang dibahas ni sebenarnya referensi secara akademik jadi saya menulis memang untuk mahasiswa dan masyarakat dalam rangka taraf akademik,” ucap mantan anggota KPUD Kalsel periode 2003-2008 itu.

Menurutnya pemilu  dirancang secara akademik ingin membangun sebuah sistem demokrasi yang ideal dan baik. 

Oleh karena itu undang- -undang dirancang secara baik penyelenggaranya, dan diharapkan netral independen sehingga semuanya mengakomodasi kepentingan. 

Meskipun pada kenyataannya dilapangan semua itu tidak terjadi, malah justru banyak problem dilapangan kecurangan terjadi.  

“Sehingga dalam diskusi ini kita mencari bagaimana kedepan pemilih itu semakin waktu semakin membaik,” ujarnya. 

Orang yang mempunyai kemampuan intelektual dan idealisme yang bagus bisa di dorong untuk bisa berpartisipasi di bidang politik. 

Sementara itu, disampaikan aktivis dan politisi, Berry Nahdian Forqan bahwa pentingnya memobilisasi kelompok menegah. "Kelompok menengah ini kan yang menginterfensi ke bawah bawah,” ujarnya. Kemudian perlu adanya pengawalan seluruh proses. 

“Minimal ada tiga atau empat orang yang punya pemikiran idealis. Orang yang punya tujuan yang bagus harus dikawal dari sana,” pungkasnya. (fitri/sip)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner