Dalam kurun
waktu yang cukup lama perlawanan Pangeran Antasari bersama dengan anak buahnya
berupaya untuk mengembalikan Kesultanan Banjar yang didominasi Belanda.
Saat-saat terakhir Pangeran Antasari sudah berangsur tua dan secara fisik telah
semakin lemah. Beliau meninggal dunia karena sakit dia terkena sakit paru-paru dan cacar yang dideritanya
setelah terjadinya pertempuran di bawah kaki Bukit Bagantung, Tundakan.
Beliau wafat pada tanggal 11 Oktober 1862 di desa Bayan Begok, Muara Teweh.
Rakyat
kehilangan sang pemimpin yang berani, tegas, cerdik, dan alim. Namun tidak
berarti perjuangan terhenti melawan kolonialis Belanda. Perjuangan berlanjut
oleh dua orang putera beliau Muhammad Seman dan Muhammad Said serta
pejuang-pejuang yang masih ada. Muhammad
Seman dinobatkan sebagai pemimpin Banjar dengan gelar Sultan Muhammad Seman,
dibantu oleh beberapa tokoh pejuang lainnya seperti Gusti Acil, Gusti Muhammad
Arsyad, dan Antung Durrahman.
Kendati begitu, perlawanan ini tidak sebesar saat dipimpin
oleh Pangeran Hidayatullah II dan Pangeran Antasari meskipun masih berlangsung
hingga awal abad ke-20. Kathy MacKinnon dalam The Ecology of Kalimantan (1996)
mencatat, Sultan Muhammad Seman gugur karena ditembak pasukan Belanda dalam
pertempuran pada 24 Januari 1905. Perang Banjar berakhir setelah tokoh-tokoh
pejuang yang tersisa berguguran, ditangkap, juga banyak yang diasingkan ke luar
pulau. Selanjutnya, wilayah Kesultanan Banjar dikuasai pemerintah kolonial
Hindia Belanda.
Di masa Indonesia telah merdeka, oleh suatu panitia kota
Banjarmasin beserta keluarga keturunan Pangeran Antasari yang banyak bermukim
di Banjarmasin, kerangka tulang belulang beliau dimakamkan kembali di komplek
Makam Pahlawan Perang Banjar Jalan Mesjid Jami Banjarmasin. Dengan Surat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 06/TK/Tahun 1968 tanggal 27 Maret
1968, Pangeran Antasari ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa pahlawan.
Sumber : https://kesultananbanjar.id/pahlawan-nasional-pangeran-antasari/
Posting Komentar