Berbagai cara dilakukan oleh penjajah belanda untuk mematahkan semangat juang rakyat Banjar. Diantaranya adalah dengan menangkap para pimpinan perjuangan untuk mematahkan semangat kemerndekaan rakyat Banjar. Diantara yang ditangkap dan bahkan diasingkan dari daerah nya sendiri adalah Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Amir
1. Pangeran Hidayatullah (diasingkan ke Cianjur)
Pangeran Hidayatulah ditangkap penjajah Belanda karena ditipu Belanda disebutkan ibunda Pangeran Hidayatullah yakni Ratu Siti yang terlebih dahulu ditangkap dan diancam akan dihukum gantung. Karena itulah beliau turun gunung keluar dari persembunyian di Bukit Pamaton dan kemudian langsung dibawa ke Batavia dan diasingkan di Cianjur ini.
Sultan terakhir kerajaan Banjar ini, selama hidupnya dikenal gigih melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda dan dimakamkan di Bukit Joglo Desa Sawah Gede Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pangeran Hidayatullah juga sosok yang menyebarkan ilmu agama Islam selama berada di pengasingannya hingga wafat tutup usia 24 November 1904 pada usia 82 tahun.
2. Pangeran Amir (diasingkan ke Srilanka)
Pangeran Amir adalah kakeknya Pangeran Antasari. Pada awal tahun 1787 beliau telah melancarkan pemberontakan kepada Belanda dengan mengerahkan kekuatan pasukan sekitar 3.000 orang.
.
Namun sang Kolonialis di bawah pimpinan Kapten Christoffel Hopman yang memiliki persenjataan lengkap berhasil mematahkan pemberontakan Pangeran Amir, Dalam kontak senjata yang menentukan pada tanggal 14 Mei 1787 Pangeran Amir dapat ditangkap, Sebulan kemudian dikirim ke Batavia (Jakarta) dan selanjutnya dibuang ke Ceylon (Srilangka) hingga meninggal dunia.
Posting Komentar