Sejarah Waduk Riam Kanan,
Waduk Terbesar Kalsel yang Diprakarsai Oleh Pahlawan Nasional
Pembangunan waduk Riam
Kanan dimulai pada 1958, diprakarsai Ir. P. M. Noor yang merupakan Gubernur
pertama Kalimantan dan mantan Menteri Pekerjaan Umum di era Presiden Soekarno
(Orde Lama).
Setelah eksplorasi awal tahun 1958, pembangunannya
dimulai secara resmi tahun 1963 dan selesai pada tahun 1973. Pembangunan
megaproyek yang menelan korban jiwa dan insiden penenggelaman kampung di
Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar.
Sempat terkendala karena peristiwa G30 S tahun
1965-1966, pembangunan ini dilanjutkan pada masa Orde Baru yang dipimpin
Presiden Soeharto. Waduk tersebut akhirnya selesai. Kemudian diresmikan oleh
Presiden Soeharto yang datang ke Banjarmasin pada 30 April 1973.
Dalam buku “Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret
1968-23 Maret 1973” dituliskan bahwa pada hari Senin, 30 April 1973,
Presiden Soeharto meresmikan bendungan dan PLTA Riam Kanan di Banjarmasin,
Kalimantan Selatan.
Dalam upacara peresmian tersebut, Nyonya Tien
Soeharto melepaskan bibit-bibit ikan di Bendungan Riam Kanan.
Selesai upacara peresmian Presiden memberikan
penghargaan kepada beberapa orang karyawan proyek yang mengalami kecelakaan
selama dalam melaksanakan tugasnya. Kemudian dengan berkendaraan mobil,
Presiden Soeharto bersama rombongan akan meninjau Power House PLTA Riam Kanan.
Bendungan ini kemudian berubah nama menjadi PLTA
Ir.P.M.Noor,pada 19 Januari 1980.
Waduk Riam Kanan merupakan waduk terbesar di
Kalimantan Selatan yang ada di desa Aranio, Kabupaten Banjar. Pembangunannya
memakan waktu selama 10 tahun ini dibangun dengan membendung 8 sungai yang
bersumber dari Pegunungan Meratus.
Hingga akhirnya, ada 9 desa yang kemudian
ditenggelamkan di area seluas 9.730 hektare tersebut. Karena ditenggelamkan,
akhirnya penduduknya menyebar ke Desa Tiwingan Lama, Tiwingan Baru, Liang Toman,
Kalaan, Banua Riam, Bunglai, Bukit Batas, Apuai, Rantau Bujur, Balangian dan
lain-lain.
Sumber
Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968 - 23 Maret
1973
Narasi: Mansyur, S. Pd., M. Hum
Dari Instagram @sejarahkalsel.id
Posting Komentar