Ilustrasi Pangeran Antasari |
Pasca wafatnya Pangeran Antasari, Perjuangan berlanjut oleh dua orang putera beliau Muhammad Seman dan Muhammad Said serta pejuang-pejuang yang masih ada. Muhammad Seman dinobatkan sebagai pemimpin Banjar dengan gelar Sultan Muhammad Seman, dibantu oleh beberapa tokoh pejuang lainnya seperti Gusti Acil, Gusti Muhammad Arsyad, dan Antung Durrahman.
Ketika Sultan Muhammad Seman melanjutkan Kesultanan Banjar
dan memimpin Pegustian, pemerintah kolonial Belanda mengolok-olok dan
menganggap jabatan Sultan Banjar adalah ketinggalan zaman dan tindakan
pengulangan peristiwa lama karena Kesultanan Banjar telah dihapuskan oleh
mereka pada tahun 1860. Akan tetapi bagi para pengikut setia dan simpatisan,
Sultan Muhammad Seman adalah seorang Raja, Sultan, atau Pegustian itu sendiri.
Kendati begitu,
perlawanan ini tidak sebesar saat dipimpin oleh Pangeran Hidayatullah II dan
Pangeran Antasari meskipun masih berlangsung hingga awal abad ke-20. Kathy
MacKinnon dalam The Ecology of Kalimantan (1996) mencatat, Sultan Muhammad
Seman gugur karena ditembak pasukan Belanda dalam pertempuran pada 24 Januari
1905. Perang Banjar berakhir setelah tokoh-tokoh pejuang yang tersisa
berguguran, ditangkap, juga banyak yang diasingkan ke luar pulau. Selanjutnya,
wilayah Kesultanan Banjar dikuasai pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Sumber : https://kesultananbanjar.id/pahlawan-nasional-pangeran-antasari/
Posting Komentar