Anxiety Care Indonesia Hadir Pulihkan Mental Pengungsi Erupsi Semeru | Berita Banjarmasin | Situs Berita Data & Referensi Warga Banjarmasin

Minggu, 12 Desember 2021

Anxiety Care Indonesia Hadir Pulihkan Mental Pengungsi Erupsi Semeru

BERITABANJARMASIN.COM, LUMAJANG - Yayasan Anxiety Care Indonesia (ACI) hadir membantu pemulihan mental bagi korban bencana alam erupsi Gunung Semeru di Lumajang. 

Bencana alam ini selain menyebabkan kerugian material, para korban bencana alam juga akan dirundung kesedihan mendalam akibat kehilangan keluarga atau kerabat, shock, hingga trauma yang berujung pada gangguan mental yang berpengaruh terhadap keadaan psikososial.

Menurut Bangkit Kukuh, founder Yayasan ACI, bencana alam ini berdampak juga pada masalah kesehatan mental pasca bencana di antaranya yaitu depresi, kecemasan (anxiety), stress dan somatisasi (sakit fisik yang disebabkan oleh pola pikir kecemasan) terlebih pada anak-anak. 

Yayasan ACI bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Lumajang membantu trauma healing akibat bencana ini pada anak-anak. "Dengan mendirikan posko trauma healing oleh relawan dari Yayasan ACI dan profesional psikologi," jelas Bangkit saat berada di lokasi pengungsian bencana erupsi Gunung Semeru di di SMPN 1 Candipuro, Lumajang, Sabtu (11/12/2021).

Dalam proses trauma healing tersebut didatangkan badut yang menghibur anak-anak yang membagikan es krim dan mainan. Anak-anak korban bencana merasa terhibur dan senang saat itu, sehingga mereka sedikit melupakan rasa sedih dan trauma saat bencana erupsi terjadi. "Saya berharap anak-anak ini bisa kembali semangat menghadapi kehidupan mereka," tambah Bangkit, yang juga Ketua Team Tanggap Darurat Gunung Semeru.

Para relawan dari Yayasan ACI telah dibekali Psychological First Aid (PFA) agar bisa mencegah terjadinya gangguan kesehatan mental kepada penyintas bencana. 

Rizky Firdausi, salah satu relawan Yayasan ACI dari Regional Jawa Timur mengatakan korban erupsi rata-rata mengalami kecemasan akan kematian dan khawatir muncul ada bencana susulan. Selain itu di kamp-kamp pengungsian mereka juga  mengalami kesepian dan kebosanan. "Secara tidak langsung  berdampak kepada kesehatan fisik seperti pusing, sakit perut, dan nyeri," lanjut Rizky. (rilis ACI)

Posting Komentar

favourite category

...
test section describtion

Whatsapp Button works on Mobile Device only

close
pop up banner