Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) untuk kode wilayah DA
yang berlaku di Kalsel hingga saat ini memunculkan banyak pendapat. Ada yang
berpendapat DA adalah “Dayak Asli”. Ada juga yang berasumsi DA adalah “Daerah
Air”.
Ada juga yang berpendapat DA adalah singkatan dari “District
Amandit”. Sayangnya semua itu hanya dugaan tanpa pembuktian berdasarkan
sejarah hingga terkesan seperti sekedar pendapat yang dibuat buat.
Apakah DA itu singkatan? Jawabannya tidak. DA hanya
merupakan kode huruf semata berdasarkan urutan yang sudah ditetapkan pemerintah
Hindia Belanda. DA bukanlah singkatan “Dayak Asli”, ‘Daerah Air”, atau District
Amandit”. Dalam buku “Handboek voor
automobilisten en motorwielrijders, Deel I, tidak ada penjelasan bahwa DA
adalah singkatan.
Ada pula dugaan lain yang menyatakan bahwa DA dipilih
sebagai kode wilayah karena keberadaan tokoh Belanda yang bernama F.N.
Nieuwenhuyzen. Hal ini berdasarkan saat pengumuman penghapusan Kesultanan
Banjar pada 11 Januari 1860. Lalu Wilayah Borneo Selatan dipimpin oleh F.N.
Nieuwenhuyzen tadi. Dia adalah adalah Residen Soerakarta yang merangkap sebagai
residen di Borneo Selatan.
Setelah ditelusuri, ternyata kode plat kendaraan di
Soerakarta adalah AD. Maka muncul lah pendapat bahwa kode DA di Kalsel adalah
kebalikan kode AD di Surakarta. Hal ini karena Nieuwenhuyzen menjabat kedua
daerah tersebut sejak 1860. Sebagai penguasa Nieuwenhuyzen memiliki kuasa dalam
menentukan kode wilayah kendaraan bermotor.
Untuk menyeragamkan kode kendaraan kedua wilayah tersebut, Nieuwenhuyzen
diduga “menyeragamkan” kode kedua wilayah itu . Supaya tidak sama persis, maka
kode Surakarta (AD) dibalik menjadi DA untuk Borneo bagian selatan.
Sayangnya pendapat ini agak lemah. Karena pemakaian kode DA
untuk wilayah Borneo Selatan berlaku sejak 1920. Sedangkan Nieuwenhuyzen
meninggal pada 6 November 1892. Inilah kelemahan dari pendapat tersebut.
Sumber : Buku “BANDJARMASIN TEMPO DOELOE” karangan Mansyur,
S.Pd, M.Hum, Sub Judul “Kode Pelat Kendaraan DA di Kalimantan Selatan : Catatan Sejarah yang Terpinggirkan", Halaman 56
Posting Komentar