BERITABANJARMASIN.COM - Ornamen berkonsep rumah Banjar di tiang bangunan kantor Balai Kota Banjarmasin yang menuai kontroversi mendapat tanggapan dari Dewan Kesenian Banjarmasin.
Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin, Hajriansyah mengatakan bentuk telabang dalam hiasan tersebut tidak masalah, karena dalam kebudayaan Banjar ada adopsi kebudayaan sebelumnya.
Dirinya menjabarkan motif pucuk rabung dan daun jaruju yang dibuat dalam ornamen tersebut sudah pas dan percaya itu sudah berdasarkan kajian terlebih dulu. Dimana daun jaruju simbol penangkis marabahaya dan pucuk rabung lambang simbol rakat mufakat. "Kalau menurut saya tidak masalah, karena keduanya ada dalam simbol-simbol (gerbang) Kerajaan Banjar," ucapnya.
Berdasarkan yang ia baca dari Suluh Sedjarah Amir Hasan Kiai Bondan, sebagai salah satu catatan awal tentang kebudayaan Banjar, gerbang istana raja/tokoh bangsawan yang terkenal ada lima macam yaitu Gerbang Sungkul Awan Batulis, Gerbang Ganjur, Gerbang Pucuk Rabung, Gerbang Temeng/Telabang, dan Gerbang Benji.
Meskipun pada gerbang sungkul awan batulis dicatat tiang-tiangnya diukur dengan motif naga balimbur dan ular lidi juga termasuk di dalamnya ada motif daun jaruju.
Sehingga menurutnya tidak masalah menerapkan ukiran lainnya yang ada pada gerbang lainnya (semisal pucuk rabung) sebagai paduan dengan maksud lain yang lebih diharapkan memberi makna dan disepakati untuk konteks hari ini.
"Ulun kira yang protes bisa jadi kurang paham juga sepenuhnya soal ornamen rumah/istana Banjar dan saklek memahami," paparnya.
Dirinya mengapresiasi upaya mempercantik bagian depan balai kota ini dengan ornamen-ornamen khas Banjar. Meskipun diakuinya belum banyak turun ke lapangan tapi kajian doktoral dan konsen dirinya beberapa waktu ini memang terkait motif ornamen (pada salah satunya) Rumah Banjar.
Sekilas bagian bawahnya dia melihat motif Kambang dalam Jambangan. "Itu pun masih berkaitan karena melambangkan karakatan, ruhui rahayu, dan kemakmuran," ucapnya. (maya/sip)
Posting Komentar