Alfian Naparin salah satu pedagang terompet di Banjarmasin merasakan sepinya pembeli jelang Tahun Baru 2022. Beberapa tahun belakangan penjualan merosot drastis.
Fitriyani, BANJARMASIN | BERITABANJARMASIN.com
Ia mengatakan biasanya di penghujung pergantian tahun warga ramai- ramai menyerbu penjual terompet, namun sudah dua tahun ini sejak adanya pandemi Covid-19 penjualan terompet miliknya di Jalan Tembus Mantuil Kelayan Selatan, Banjarmasin Selatan, merosot drastis.
"Biasanya sebelum pandemi bisa jual sampai 20 buah terompet sekarang sehari bahkan kurang dari lima terompet terjual," ucapnya kepada Beritabanjarmasin.com, Senin (27/12/2021).
Penurunan omzet saat pandemi Covid-19 bahkan mencapai 50 persen dibanding sebelum adanya pandemi omset bisa sampai 100 persen.
Menurut Alfian biasanya puncak ramainya pembeli terompet pada 10 hari sebelum tahun baru. "Sekarang terompet yang saya jual dari awal bulan bahkan sudah mau tahun baru masih banyak," ujarnya.
Terompet yang dijualnya di pesan dari Surabaya, biasanya Alfian sekali memesan terompet sebanyak 500 hingga 1000 terompet. Untuk harga terompet bervariasi mulai dari Rp20.000 dan Rp35.000 per satu terompet tergantung besar kecilnya.
Untuk membantu warga sekitar yang membutuhkan pekerjaan biasanya banyak yang datang ke tempatnya untuk ikut menjualkan keliling terompet miliknya dengan sistem pembagian hasil.
"Biasanya ada ibu-ibu yang mau kerja mereka ambil di sini kemudian dibawa jual keliling," katanya.
Meskipun keuntungan bagi orang yang mengambil terompet di tempatnya mungkin tidak terlalu banyak, namun hal ini sedikit membantu warga yang membutuhkan pekerjaan.
Alfian berharap pandemi segera berakhir dan semuanya bisa kembali normal, paling tidak ia berharap peraturan tidak terlalu ketat lagi sehingga usaha berjualan teeompet miliknya bisa kembali normal.
"Sekarang banyak larangan dan peraturan pas tahun baru karena pandemi masih ada jadi sangat berdampak sekali bagi saya," pungkasnya. (fitri/sip)
Posting Komentar