Sumber foto : https://ppid.banjarmasinkota.go.id/ |
Masuknya pandemi virus mematikan sebenarnya bukan hal baru melanda wilayah Banjarmasin dan sekitarnya. Tepat satu abad silam, tahun 1918-1919, flu Spanyol yang mengguncang dunia, juga melanda wilayah yang termasuk dalam Karesidenan Borneo bagian selatan dan timur.
Flu yang oleh masyarakat Banjar dinamakan "Penjakit Aneh", "Penjakit Rahasia" , dan "Pilek Spanje" dan "demam panas" ini telah menjadi pandemi yang menjangkiti ribuan warga di Banjarmasin.
Penyebaran Flu Spanyol di Hindia Belanda (Indonesia sekarang) terjadi dalam dua gelombang. Pertama, Juli 1918-September 1918, sekalipun di beberapa tempat, seperti Pangkatan (Sumatera Utara), virus ini sudah menyebar pada Juni 1918.
Diduga kuat penyakit itu ditularkan penumpang dari Singapura. Sementara, kawasan timur, seperti Borneo (Kalimantan), Sulawesi dan Maluku, terpapar Flu Spanyol selama gelombang kedua, November 1918.
Pada awal November 1918, Residen yang berkedudukan di Banjarmasin telah mengirimkan telegram darurat yang menyatakan bahwa daerahnya terserang wabah influenza. Pandemi flu spanyol diduga berasal dari Hongkong.
Pemerintah Hindia Belanda melakukan pencegahan kepada kapal kapal dari Hongkong yang merapat di pelabuhan wilayah Hindia Belanda seperti Pelabuhan Banjarmasin untuk menurunkan penupang.
Pengawasan difokuskan terhadap kapal-kapal yang datang dari Hongkong dan telah transit di Singapura menuju Banjarmasin.
Sumber instagram @sejarah.banjar
Link artikel asli : https://www.instagram.com/p/B-l8wCQgG4V/
Posting Komentar