Sumber foto : bjm.wikipedia.org dan bappelitbang.banjarkab.go.id |
Suatu hari, Datu Kalampayan (Syekh M. Arsyad Al Banjari) sedang dalam perjalanan ke Kalsel setelah menuntut ilmu dari Makkah. Saat itu Datu Kalampayan menumpang kapal Belanda. Lalu kapten kapal Belanda bertanya kepada beliau :
“Ya, Tuan haji Besar! Berapakah kedalaman laut Jawa ini?” Kata Kapten kapal.
Mengapa Datu Kalampayan di panggil Haji Besar? Karena Haji besar adalah gelar kehormatan bagi tuan guru yang menuntut ilmu di Tanah Suci Makkah.
Sebelum menjawab, Datu Kalampayan memandangi air laut Jawa tersebut. Kemudian beliau berkata, “200 meter” jawab Datuk Kalampayan.
Kapten kapal Belanda tidak langsung percaya. Kemudian dia ukur dengan meteran panjang dan mengukur kedalaman laut tersebut. Setelah diukur, ternyata kedalaman laut itu pas 200 meter, sedikitpun tidak kurang dan lebih. Kapten Belanda menggelengkan kepada mendengar jawaban Datu Kalampayan dan memuji, “Tuan Haji Besar, anda orang hebat!” Puji kapten Belanda.
“Dari mana tuan mengetahui bahwa kedalaman laut Jawa ini 200 meter?” Tanya kapten Belanda lagi.
“Dari warna airnya, bila air laut berwarna putih kebiru biruan, maka kedalamannya 200 meter seperti laut Jawa ini. Bila Kebiru biruan, maka kedalamannya 2000 meter, dan bila berwarna biru berarti kedalamannya mencapai 2000 meter lebih" jawab Datu Kalampayan dengan mantap.
"Tuan betul" kata kapten belanda dengan kagum akan kecerdasan yang dimiliki oleh beliau.
Sumber : Buku Datu-datu terkenal Kalimantan Selatan, Sub Judul "Datu Kalampayan Martapura", halaman 32. Buku diterbitkan oleh penerbit "Sahabat" Mitra pengetahuan".
Posting Komentar