BERITABANJARMASIN.COM - Solusi terus dicari salah satunya dengan alternatif pelabuhan untuk mencegah pengangguran bagi ribuan sopir dan pekerja yang saat ini terdampak police line dan blokade jalan hauling KM 101 Tapin.
Deputy Chief Operating Officer PT Antang Gunung Meratus (AGM), Arifin Zainul Fanani mengatakan (27/12/2021) pihaknya sudah melakukan pembicaraan dan dalam proses kesepakatan untuk menggunakan jalan hauling menuju pelabuhan batu bara dengan beberapa perusahaan.
Dimana prioritasnya adalah membantu pekerja terdampak blokade KM 101 di Tapin agar dapat segera mendapatkan penghasilan tanpa melakukan pelanggaran hukum.
Meski demikian, Arifin mengakui bahwa pengiriman batu bara melalui jalan hauling dan ke pelabuhan lain tidaklah mudah.
Ia menambahkan awal bulan ini AGM sudah berbicara dengan salah satu perusahaan pihak ketiga dan mereka menyatakan sanggup untuk infrastruktur logistik mereka dipakai untuk mengirimkan semua produk batu bara AGM.
Selang beberapa hari kemudian, kesanggupan itu batal. Perusahaan tersebut hanya dapat menerima produk batu bara kalori 3,400 dari Blok 4 saja dan untuk kalori 4,200 dari Blok 3 tidak diterima.
Sebelumnya, Ketua Perwakilan Asosiasi Tongkang, Safei mengungkapkan blokade yang berlangsung sejak 27 November lalu telah memberikan dampak yang signifikan terhadap usaha dan keluarganya.
Lantaran tidak dapat lagi beroperasi, dirinya mengaku tidak sanggup membayar pinjaman kepada pihak bank.
Dalam RDP dengan dewan perwakilan rakyat setempat beberapa waktu lalu ia mengatakan tongkang-tongkang punya dia tidak lagi kerja. Bahkan sampai ditelepon orang kredit (bank) bahwa siap-siap untuk tidak bisa bayar. "Kami ini tidak salah. Kami ini korban," ucapnya. (maya/sip)
Posting Komentar