Plat nomor kebdaraan muncul saat
transisi dari kendaraan berkuda dan bermotor sekitar 1890-1910 di Hindia
Belanda. Pada kurun waktu tersebut, mulai berdatangan kendaraan yang dimiliki
orang-orang Belanda dan kaum ningrat/bangsawan
Untuk memudahkan
pendataan, pemerintah kolonial menerapkan semacam "Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor (TNKB)" atau "kentekens". Menggunakan kode wilayah
berdasarkan karesidenan
Pemakaian kode plat DA
mulai ada di Kalimantan sejak tahun 1920. Kemudian, terdapat dua kode plat
nomor di Kalimantan yakni kode BR untuk Kalimantan Barat. Kemudian DA untuk Kalimantan
bagian Selatan & Timur.
Sejak tahun 1920,
produsen kendaraan bermotor di Hindia Belanda yang dipasarkan ke Borneo umumnya
adalah pabrikan Ford. Walaupun demikian pabrikan lain juga tetap ada namun
jumlahnya sedikit seperti merek Benz.
Apakah DA itu
singkatan? jawabnya adalah tidak. Hanya merupakan kode letter semata
berdasarkan urutan yang sudah ditetapkan pemerintah Hindia Belanda. DA itu
bukan singkatan “Dayak Asli”, “Daerah Air” atau "District Amandit".
Dalam sumber buku
Handboek voor automobilisten en motorwielrijders, Deel I, yang dirilis Java
Motor Club, tahun 1920, tidak ada pernyataan DA itu adalah singkatan.
Sementara itu, untuk
nomor plat kendaraan bermotor dengan kode KT (Kalimantan Timur), KH (Kalimantan
Tengah), KB (Kalimantan Barat), baru muncul setelah pembagian provinsi secara
administratif setelah masa kemerdekaan.
DA tetap dipertahankan
setelah masa kemerdekaan, di Kalimantan Selatan, walaupun secara administratif
sudah menjadi provinsi tersendiri sejak 14 Agustus 1950. Sementara Kalimantan
Timur dan Kaliman-tan Barat pada tanggal 1 Januari 1957. Selanjutnya,
Kalimantan Tengah 23 Mei 1957 serta Kalimantan Utara pada 22 April 2013.
Sumber
Instagram @sejarah.banjar
https://www.instagram.com/p/B5cb-wIgji8/
Posting Komentar