 |
| Gedung De Kapel tahun 1920, sumber foto : geheugen Van nederland & KTLV |
Pada awal dekade tahun 1900an, di kota Banjarmasin ada gedung yang bernama Societet de kapel. Gedung ini sangat jarang di kunjungi warga Banjarmasin, dan cenderung menghindari nya. Bahkan para alim ulama Banjarmasin melarang warga Banjarmasin mengunjungi gedung ini, ada apa sebenarnya dengan gedung kapel ini?
Bekas gedung kapel sekarang berada di hutan kota Banjarmasin di Jalan Lambung Mangkurat, Kertas anyar ulu, Banjarmasin tengah. Lokasinya didekat Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin.
Gedung ini berdiri tahun 1898. Gedung ini awal nya bergaya arsitektur tradisional Banjar. Namun pada tahun 1920an direnovasi dengan gaya gedung populer di Belanda.
Setelah ditelusuri, ternyata gedung kapel pada abad 19 sering digunakan untuk acara budaya asing seperti perayaan tahun baru dan lain lain. Ada juga gereja katolik dan protestan, bank, dan perusahaan dagang orang orang barat.
Menurut Saleh, budaya asing di gedung De Kapel terlihat dengan adanya rumah bola untuk main biliar, dansa, minum, dan ramah tamah kulit Masyarakat kulit putih. Wajar jika warga pribumi yang mayoritas muslim menghindari tempat semacam itu. Namun disisi lain, gedung ini adalah simbol modernitas penjajah Belanda, bahkan jadi tempat paling indah di Kota Banjarmasin
Gedung De Kapel ternyata juga menjadi tempat berkumpulnya orang Belanda yang berpaham rasialisme. Klub orang Belanda membuat aturan bahwa gedung itu hanya dipakai oleh orang kulit putih. Warga pribumi dilarang ketempat ini. Kalaupun ada pribumi, sebagian besar ada petinggi negara yang berpengaruh dan berjabatan, selebih nya hanya sebagai pelayan
Sumber : Buku “BANDJARMASIN TEMPO DOELOE” karangan Mansyur, S.Pd, M.Hum, Sub Judul "Societeit De Kapel :Satu Kisah Dari Gedung Terlarang", Halaman 42
Posting Komentar