Sumber foto : liputan6.com |
Kalang (Kandang) dipergunakan untuk tempat tidur dan beranak bagi kerbau rawa pada musim penghujan. Di daerah rawa tersebut, kerbau digembalakan oleh pemiliknya dengan menggunakan jukung (perahu). Kerbau kerbau yang digembalakan didaerah rawa hanya terlihat kepala dan badannya didalam air disamping padang padang yang tumbuh di air
Menjelang malam, hadangan (kerbau) dihalau dan dinaikkan ke atas kalang. Pada musim kemarau ketika rawa kering, hadangan dibiarkan berkeliaran. Oleh pemiliknya, hadangan (kerbau) itu diberi tanda pada badannya agar tidak tertukar dengan kelompok dari kalang orang lain yang berdekatan
Kalang hadangan ini banyak terdapat di daerah Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Danau Panggang Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Hadangan (kerbau) ini berkeliaran didaerah rawa tersebut dan kadang kadang ada yang tidak bisa kembali ke kalangnya hingga menjadi hadangan liar
Jika hadangan ini dijual, barulah hadangan tadi ditangkap oleh pemiliknya. Setelah hadangan tertangkap, selama perjalanan menuju tempat dijual, mata hadangan ditutup. Untuk mencegah hadangan mengamuk yang berakibat kecelakaan.
Sebelum perang dunia II, transportasi mengangkut hadangan menggunakan dua jukung yang dirakit. Khususnya untuk mengantar hadangan ke pembeli yang menghuni daerah tepi sungai Negara. Penduduk bergotong royong membeli kerbau kalang ini untuk lauk dalam pesta perkawinan atau dalam upacara menyaratus (seratus hari) kematian
Sumber
A. Gazali Usman, dkk. 1992/1993. Urang Banjar Dalam Sejarah
M. Idwar Saleh, 1986. Sekilah Mengenal Daerah banjar & Kebudayaan Sungainya Akhir Abad 19
M. Suriansyah Ideham, dkk. 2015. Urang Banjar & Kebudayaannya
Dari instagram @sejarahkalsel.id
Link artikel asli : https://www.instagram.com/p/CXPzeDHPOUz/
Posting Komentar