Sumber foto : https://indonesia.go.id/ |
Permainan badaku dari kata dasar “daku” dengan awalan kata
“ba” (Bahasa Banjar) yang berarti melakukan permainanan dengan menggunakanalat
yang disebut “padakuan”. Beberapa unsur yang harus diketahui :
1. Alat Permainan
Dakuan atau padakuan dibuat dari sepotong kayu dengan
Panjang 60 cm dan tinggi 5 cm. Pada permukaannya diberi dua buah lubang sejajar
dalam baris lima, tujuh, atau Sembilan.
Pada ujung dakuan sebelah kiri dan kanan diberi lubang yang
lebih besar yang disebut “rumah”
Perlengkapan lainnya adalah “anak daku” yang terdiri dari
batu kerikil bulat sebesar 1x1 cm. Anak daku yang paling baik adalah biji buah
sawo.
Jumlah anak daku tergantungberapa jumlah lubang padakuan.
Apabila 2x5 lubang, isi anak daku menjadi 2x5x5 =50 biji. Begitu pula untuk
pedakuan yang berlubang 7 atau 9.
2. Cara Bermain
Badaku biasanya disertai oleh dua orang yang masing masing
sebagai lawan. Setiap pemain berhak memiliki 5 buah lubang dan 1 buah lubang
besar “rumah”.
Sebelum mulai permainan, pemain A dan B terlebih dahulu
“basiun” (Suit) untuk menentukan siapa yang lebih dulu jalan (bermain).
Misalnya pemain A yang menang basiun, maka A mulai mengambil isi anak daku di
lubang pertama sebelah kanan.
Pemain A membagikan satu biji anak daku pada masing masing
lubang miliknya, sampai terakhir masuk ke dalam lubang rumahnya. Pemain A dapat
melanjutkan bermain sepanjang anak daku terakhir tetap jatuh pada lubang lubang
miliknya. Namun, apabila anak daku terakhir jatuh pada lubang milik B, pemain A
dinyatakan “mati”. Untuk itu permainan dinyatakan menjadi hak pemain B.
Tujuan utama bermain daku adalah masing masing pemain
berusaha mengumpulkan anak daku paling banyak di lubang rumahnya.
Seorang pemain yang terampil bermain daku dapat bermain
terus menerus, sehingga lawannya tidak dapat kesempatan bermain. Jika hal itu
terjadi, maja pemain yang terampil tersebut memperoleh sebanyak 50 anak
dakuyang terkumpul di lubang rumahnya. Untuk itu lawannya dinyatakan “gundul”,
artinya tidak memperoleh anak daku sebiji pun.
Sumber :
M. Suriansyah Ideham, dkk. 2015. Urang Banjar & Kebudayaannya
Syamsiar Seman. 2002. Permainan Tradisional Orang Banjar,
Banjarmasin : Yayasan Pendidikan Nusantara
Posting Komentar